Jakarta (ANTARA News) - Merek mobil asal Amerika, Jeep optimis menghadapi kenaikan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang berlaku 19 April 2014.

Menurut Chief Executive Officer PT Garansindo Inter Global selaku distributor resmi Jeep, Muhammad Al Abdullah, ada beberapa alasan yang membuat pihaknya masih optimis terhadap penjualan Jeep di Indonesia.

"Ada dua alasan yang membuat kami masih yakin dengan Jeep meski ada kenaikan PPnBM," katanya, di Jakarta, Selasa.

Dia mengklaim, Jeep memiliki rekam jejak yang cukup baik di Indonesia sejak diluncurkan pada 2010 meski ada beberapa kenaikan harga dolar terhadap rupiah.

"Dari 2010 sampai semester I 2014 ini, volume penjualan Jeep terus naik. Jadi kami masih optimistis," katanya.

Lebih lanjut, konsumen segmen mobil all-wheel drive ini termasuk khusus, sehingga perubahan harga tidak menjadi pertimbangan utama saat membeli mobil.

"Pola konsumennya memang seperti itu. Karena sudah hobi," katanya.

Untuk penyesuaian atas kenaikan pajak dari semula 75 persen menjadi 125 persen tersebut, sementara pihaknya akan menaikkan harga hingga Rp100 juta per unit per 1 Mei mendatang.

"Cross margin. Karena ada stock lama yang belum sempat kena kenaikan dicampur dengan mobil yang baru dengan pajak baru," katanya.

Namun, lanjutnya, subsidi tersebut tidak akan berlangsung lama. Dia menyebut akan ada penyesuaian harga kembali.

"Mau tidak mau Juli akan kami naikkan lagi harganya. Tapi besaran kenaikannya belum tahu," kata dia.