Produksi kakao miliknya pada pekan lalu menjual ke penampung dari Lampung yang datang ke wilayah Kabupaten Lebak sebanyak 50 kilogram.
Dari 50 kilogram itu dengan harga Rp110 ribu per kilogram, sehingga menghasilkan pendapatan Rp5,5 juta.
"Kami sekarang menjemur kakao yang belum dijual sebanyak 30 kilogram," katanya.
Suhaeri (58) seorang petani warga Kabupaten Lebak mengaku pihaknya lega harga cokelat kering naik jadi Rp110 ribu dari sebelumnya Rp60 ribu per kilogram.
Kenaikan harga kakao itu tentu mendorong pendapatan petani meningkat, sehingga dapat membantu ekonomi keluarga.
"Kami menjual kakao kering sebanyak 2 kuintal atau 200 kilogram dapat menghasilkan Rp22 juta dengan harga Rp110 ribu per kilogram," jelasnya.
Samsudin (50) seorang penampung kakao dari Lampung mengatakan, dirinya bersama rekannya berkeliling ke petani kakao di wilayah Kabupaten Lebak dengan membeli kakao kering Rp110 ribu per kilogram.
"Semua cokelat kering itu nantinya dibawa ke Lampung hingga mencapai 8 ton," katanya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, produksi kakao di daerah itu mencapai 2.280 ton dari lahan seluas 5.752 hektare.
Pemerintah daerah minta petani menggenjot produksi tanaman kakao karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
"Kami berharap pengembangan tanaman kakao itu bisa menjadikan sentra unggulan sehingga bisa meminimalisasi kemiskinan," ujarnya.