MSP & IAF Bali
RI-Eswatini sepakati perjanjian bebas visa dinas dan diplomatik di IAF
7 September 2024 11:42 WIB
Arsip foto - Indonesia dan Eswatini menandatangani perjanjian bebas bisa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas (PBVDD) dalam Forum Indonesia-Afrika yang digelar pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali. ANTARA/HO-KBRI Pretoria/pri.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Eswatini menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas (PBVDD) dalam Forum Indonesia-Afrika yang digelar pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali.
Menurut rilis pers Kedutaan Besar RI di Pretoria, Afrika Selatan, yang diperoleh ANTARA, Jakarta, Jumat malam (7/9), disebutkan bahwa penandatanganan itu diwakili oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Eswatini Pholile Shakantu selama rangkaian acara forum.
Melalui penandatanganan perjanjian tersebut, kedua negara disebut dapat meningkatkan hubungan, dimulai dari jajaran diplomatik dan pejabat pemerintahan kedua negara.
Dalam kesempatan itu Menlu Retno disebutkan menyampaikan harapannya agar kerja sama tersebut dapat meningkatkan kunjungan antara pejabat di kedua negara.
Pada kesempatan yang sama, Menlu Pholile Shakantu juga berharap bahwa perjanjian tersebut dapat membuka jalan bagi peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang lain bagi kedua negara, yang telah memiliki hubungan diplomatik sejak 1991.
Eswatini, yang dahulu dikenal sebagai Swaziland, merupakan sebuah negara land-locked (tanpa garis pantai) yang terletak di sebelah barat Afrika, merupakan negara berbentuk Monarki Absolut yang dikepalai seorang raja yang memimpin 1,2 juta penduduknya.
Kerajaan Eswatini merupakan satu dari empat negara akreditasi KBRI Pretoria, yaitu Republik Afrika Selatan, Republik Botswana, dan Kerajaan Lesotho.
Sementara itu, IAF sendiri merupakan sebuah forum yang ditujukan untuk meningkatkan kerja sama pembangunan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Melalui forum tersebut, Indonesia berhasil mencapai sejumlah kesepakatan, antara lain penandatanganan empat kesepakatan bisnis di sektor industri strategis, sembilan sektor bisnis kesehatan, dan enam sektor bisnis energi baru terbarukan (EBT), dengan nilai total mencapai lebih dari 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54,4 triliun).
Baca juga: China ajak Indonesia sama-sama dukung negara Afrika sebagai mitra
Baca juga: Menlu Retno sampaikan tiga hal penting dari penyelenggaraan IAF Ke-2
Menurut rilis pers Kedutaan Besar RI di Pretoria, Afrika Selatan, yang diperoleh ANTARA, Jakarta, Jumat malam (7/9), disebutkan bahwa penandatanganan itu diwakili oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Eswatini Pholile Shakantu selama rangkaian acara forum.
Melalui penandatanganan perjanjian tersebut, kedua negara disebut dapat meningkatkan hubungan, dimulai dari jajaran diplomatik dan pejabat pemerintahan kedua negara.
Dalam kesempatan itu Menlu Retno disebutkan menyampaikan harapannya agar kerja sama tersebut dapat meningkatkan kunjungan antara pejabat di kedua negara.
Pada kesempatan yang sama, Menlu Pholile Shakantu juga berharap bahwa perjanjian tersebut dapat membuka jalan bagi peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang lain bagi kedua negara, yang telah memiliki hubungan diplomatik sejak 1991.
Eswatini, yang dahulu dikenal sebagai Swaziland, merupakan sebuah negara land-locked (tanpa garis pantai) yang terletak di sebelah barat Afrika, merupakan negara berbentuk Monarki Absolut yang dikepalai seorang raja yang memimpin 1,2 juta penduduknya.
Kerajaan Eswatini merupakan satu dari empat negara akreditasi KBRI Pretoria, yaitu Republik Afrika Selatan, Republik Botswana, dan Kerajaan Lesotho.
Sementara itu, IAF sendiri merupakan sebuah forum yang ditujukan untuk meningkatkan kerja sama pembangunan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Melalui forum tersebut, Indonesia berhasil mencapai sejumlah kesepakatan, antara lain penandatanganan empat kesepakatan bisnis di sektor industri strategis, sembilan sektor bisnis kesehatan, dan enam sektor bisnis energi baru terbarukan (EBT), dengan nilai total mencapai lebih dari 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54,4 triliun).
Baca juga: China ajak Indonesia sama-sama dukung negara Afrika sebagai mitra
Baca juga: Menlu Retno sampaikan tiga hal penting dari penyelenggaraan IAF Ke-2
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: