Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 10.000 karyawan PT Bank Tabungan Negara (BTN) berunjukrasa menolak rencana akuisisi saham perusahaan itu oleh PT Bank Mandiri.

"Kami dengan tegas menolak rencana akuisisi BTN. Kami juga meminta agar Menteri BUMN mencabut suratnya bernomor SR-161/MBU/04/2014 yang mengagendakan RUPSLB soal pengambilalihan saham Dwi Warna di BTN oleh Mandiri," kata Ketua Umum DPP Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu.

Unjuk rasa mulai pukul 07:00 WIB yang diikuti tidak hanya karyawan BTN Jabodetabek namun juga sejumlah daerah itu disebut Satya sebagai bentuk perlawanan terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan yang sengaja menggagas ide akuisisi BTN demi kepentingan politik.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Sekretaris Kabinet Dipo Alam sudah memerintahkan agar rencana akuisisi dihentikan. Seharusnya Dahlan mematuhi rekomendasi tersebut, dengan membatalkan semua wacana itu," tegas Satya.

Dalam tiga pekan terakhir pemberitaan soal pro dan kontra akuisisi BTN mengemuka mulai dari pengamat, praktisi hingga dunia usaha.

President Director for Banking Crisis Deni Daruri menilai merger atau akuisisi harus didasarkan pada persamaan sifat dan perilaku usaha masing-masing. Dia memandang akuisisi BTN oleh Mandiri itu wacana yang dipaksakan dan sarat agenda tersembunyi.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur meminta rencana akusisi BTN itu sebaiknya ditangguhkan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan mulai dari peran BTN sebagai bank pembiayaan perumahan hingga pengaruhnya terhadap masyarakat daerah.