ISF 2024
Kemenko Marves sebut perubahan iklim harus diatasi dari berbagai sudut
6 September 2024 11:28 WIB
Deputi bidang koordinasi infrastruktur dan transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin Rachmat Kaimuddin memberikan pemaparan diskusi sesi pleno kelima Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Sesi pleno kelima tersebut membahas tentang Pioneering Solutions for Urban Air Pollution. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/Spt (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa banyak upaya yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim yang rumit.
"Kita sekarang memahami bahwa transisi energi, perubahan iklim, sangat rumit, dan tidak ada jalan pintas. Ini akan memakan waktu lama, akan membutuhkan banyak usaha dan kita harus mengatasinya dari berbagai sudut," kata Rachmat pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan bahwa pada dasarnya kolaborasi menjadi kunci untuk mengatasi krisis iklim dan itu bukanlah sebuah opsi, sehingga perlu dilakukan kolaborasi.
Menurutnya, skala perubahan tidak dapat tercapai tanpa kolaborasi dan investasi, terutama dari orang-orang yang memiliki lebih banyak (balance sheet) neraca keuangan dari negara-negara yang lebih maju.
Sebelumnya Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan juga mengatakan tentang pentingnya mendatangkan para pembicara ke negara-negara berkembang karena untuk menciptakan kolaborasi diperlukan rasa saling memahami dan pemahaman isu yang lebih mendalam dari negara-negara maju yang biasanya memiliki lebih banyak akses ke teknologi.
Baca juga: ISF targetkan kesepakatan energi berkelanjutan di akhir forum
Baca juga: Menhan Singapura: Memerangi perubahan iklim perlu tindakan kolektif
Pada kesempatan itu, Rachmat juga mengatakan sejumlah isu menarik seperti konservasi Biodiversity, Blue Halo S, Quality Tourism, hingga konservasi Mangrove akan dibahas pada hari kedua ISF 2024
Sebelumnya, hari pertama ISF diisi dengan sejumlah agenda seperti pembukaan oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup dengan jamuan makan malam di Kawasan Monumen Nasional (Monas). Jamuan makan malam dihadiri Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dan dimeriahkan dengan pertunjukan kolosal dengan permainan cahaya yang menyorot Monas.
Forum ISF 2024 merupakan ajang resmi Pemerintah Indonesia bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktek terbaik menghadapi perubahan iklim.
Perhelatan yang berlangsung selama dua hari itu meliputi sejumlah agenda mulai dari sesi utama yang menghadirkan pembicara kunci, Pleno, Tematik, High Level Dialogue, Memorandum of Understanding (MoU) Signing, Pameran, hingga Gala Dinner.
Baca juga: Pertamina kembangkan tiga bahan baku pembuatan bioetanol
Baca juga: Pemerintah jamin industri tambang RI tetap jaga biodiversitas
"Kita sekarang memahami bahwa transisi energi, perubahan iklim, sangat rumit, dan tidak ada jalan pintas. Ini akan memakan waktu lama, akan membutuhkan banyak usaha dan kita harus mengatasinya dari berbagai sudut," kata Rachmat pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan bahwa pada dasarnya kolaborasi menjadi kunci untuk mengatasi krisis iklim dan itu bukanlah sebuah opsi, sehingga perlu dilakukan kolaborasi.
Menurutnya, skala perubahan tidak dapat tercapai tanpa kolaborasi dan investasi, terutama dari orang-orang yang memiliki lebih banyak (balance sheet) neraca keuangan dari negara-negara yang lebih maju.
Sebelumnya Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan juga mengatakan tentang pentingnya mendatangkan para pembicara ke negara-negara berkembang karena untuk menciptakan kolaborasi diperlukan rasa saling memahami dan pemahaman isu yang lebih mendalam dari negara-negara maju yang biasanya memiliki lebih banyak akses ke teknologi.
Baca juga: ISF targetkan kesepakatan energi berkelanjutan di akhir forum
Baca juga: Menhan Singapura: Memerangi perubahan iklim perlu tindakan kolektif
Pada kesempatan itu, Rachmat juga mengatakan sejumlah isu menarik seperti konservasi Biodiversity, Blue Halo S, Quality Tourism, hingga konservasi Mangrove akan dibahas pada hari kedua ISF 2024
Sebelumnya, hari pertama ISF diisi dengan sejumlah agenda seperti pembukaan oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup dengan jamuan makan malam di Kawasan Monumen Nasional (Monas). Jamuan makan malam dihadiri Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin dan dimeriahkan dengan pertunjukan kolosal dengan permainan cahaya yang menyorot Monas.
Forum ISF 2024 merupakan ajang resmi Pemerintah Indonesia bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktek terbaik menghadapi perubahan iklim.
Perhelatan yang berlangsung selama dua hari itu meliputi sejumlah agenda mulai dari sesi utama yang menghadirkan pembicara kunci, Pleno, Tematik, High Level Dialogue, Memorandum of Understanding (MoU) Signing, Pameran, hingga Gala Dinner.
Baca juga: Pertamina kembangkan tiga bahan baku pembuatan bioetanol
Baca juga: Pemerintah jamin industri tambang RI tetap jaga biodiversitas
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: