Rupiah menguat jadi Rp11.570 per dolar
25 April 2014 10:33 WIB
Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi tercatat Rp11.570 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat, naik 27 poin menjadi Rp11.570 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin, Rp11.597 per dolar AS.
Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan, perkiraan bahwa neraca perdagangan Maret surplus dan inflasi April masih terkendali masih menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Ekspektasi yang positif dari pelaku pasar itu akan menjaga fluktuasi nilai tukar domestik stabil," kata dia.
Di sisi lain, lanjut dia, kondisi politik menjelang Pemilu Presiden yang tidak terlalu panas membuat investor nyaman untuk tetap berinvestasi di dalam negeri.
"Sebenarnya, tidak ada sentimen yang kuat bagi rupiah untuk bergerak melemah," ucapnya.
Sementara Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah masih cenderung terbatas karena pengaruh kebutuhan untuk repatriasi laba perusahaan penanaman modal asing (PMA), impor, dan pembayaran utang jatuh tempo menjelang pertengahan tahun.
"Bukan hanya rupiah, pergerakan mata uang yang terbatas juga terjadi di negara-negara Asia seperti ringgit Malaysia dan rupe India," katanya.
Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan, perkiraan bahwa neraca perdagangan Maret surplus dan inflasi April masih terkendali masih menjadi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Ekspektasi yang positif dari pelaku pasar itu akan menjaga fluktuasi nilai tukar domestik stabil," kata dia.
Di sisi lain, lanjut dia, kondisi politik menjelang Pemilu Presiden yang tidak terlalu panas membuat investor nyaman untuk tetap berinvestasi di dalam negeri.
"Sebenarnya, tidak ada sentimen yang kuat bagi rupiah untuk bergerak melemah," ucapnya.
Sementara Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah masih cenderung terbatas karena pengaruh kebutuhan untuk repatriasi laba perusahaan penanaman modal asing (PMA), impor, dan pembayaran utang jatuh tempo menjelang pertengahan tahun.
"Bukan hanya rupiah, pergerakan mata uang yang terbatas juga terjadi di negara-negara Asia seperti ringgit Malaysia dan rupe India," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: