Ekspor di PLBN Badau meningkat 55,40 persen
5 September 2024 16:30 WIB
Petugas Bea Cukai Kapuas Hulu memeriksa ikan yang akan diekspor ke Malaysia melalui PLBN Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Teofilusianto Timotius.
Pontianak (ANTARA) - Kepala Bea Cukai Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Henry Imanuel Sinuraya mengatakan jumlah ekspor perikanan dan pertanian melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau perbatasan Indonesia dan Malaysia mengalami peningkatan dari 5,6 ton menjadi 8,7 ton, periode Juli hingga Agustus 2024.
"Pertumbuhan ekonomi di perbatasan mengalami peningkatan melalui kegiatan ekspor, hal tersebut perlu terus kita dorong dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah," kata Henry Imanuel Sinuraya, di Putussibau, Kapuas Hulu, Kamis.
Henry Sinuraya menjelaskan kegiatan ekspor melalui PLBN Badau pada Juli 2024 untuk produk perikanan dan pertanian mencapai 5,6 ton dengan jumlah dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 19 dokumen dan nilai ekspor kurang lebih Rp406 juta.
Kemudian, di bulan yang sama juga terdapat tiga dokumen PEB untuk barang berupa produk turunan kelapa sawit atau palm kernel expeller dengan jumlah barang sekitar 210 ton dengan nilai ekspor kurang lebih Rp390 juta.
"Dari ekspor PKE itu menghasilkan pungutan negara berupa bea keluar dan pungutan sawit sekitar Rp100 juta," ujar Henry Sinuraya.
Sedangkan, pada Agustus 2024 ekspor berupa hasil perikanan dan pertanian jumlah barang mencapai 8,7 ton dengan jumlah PEB sebanyak 22 dokumen dan nilai ekspor mencapai Rp600 juta.
Ia mengatakan Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi produk untuk ekspor seperti produk perikanan air tawar, di antaranya ikan jelawat, ikan kelabau, ikan ringau, ikan seladang, ikan semah, ikan tapah, dan ikan tengalan.
Kemudian, produk pertanian seperti madu alam dan kerajinan tangan seperti bangle dan aksesoris kepala.
Sebagai upaya mendorong kegiatan ekspor, Bea Cukai Badau juga pada awal September 2024, telah mengunjungi dan berkoordinasi Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat terkait tata niaga ekspor arwana dan penguatan ekspor di perbatasan.
"Kegiatan ekspor terutama produk perikanan air tawar melalui PLBN Badau semakin tumbuh, potensi tersebut perlu kita dorong karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan," ujar Henry Sinuraya.
Baca juga: Bulog siapkan sembako untuk pasar murah pada HUT RI di PLBN Badau
Baca juga: PLBN Badau, penggerak ekonomi perbatasan dan penegas kedaulatan NKRI
"Pertumbuhan ekonomi di perbatasan mengalami peningkatan melalui kegiatan ekspor, hal tersebut perlu terus kita dorong dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah," kata Henry Imanuel Sinuraya, di Putussibau, Kapuas Hulu, Kamis.
Henry Sinuraya menjelaskan kegiatan ekspor melalui PLBN Badau pada Juli 2024 untuk produk perikanan dan pertanian mencapai 5,6 ton dengan jumlah dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 19 dokumen dan nilai ekspor kurang lebih Rp406 juta.
Kemudian, di bulan yang sama juga terdapat tiga dokumen PEB untuk barang berupa produk turunan kelapa sawit atau palm kernel expeller dengan jumlah barang sekitar 210 ton dengan nilai ekspor kurang lebih Rp390 juta.
"Dari ekspor PKE itu menghasilkan pungutan negara berupa bea keluar dan pungutan sawit sekitar Rp100 juta," ujar Henry Sinuraya.
Sedangkan, pada Agustus 2024 ekspor berupa hasil perikanan dan pertanian jumlah barang mencapai 8,7 ton dengan jumlah PEB sebanyak 22 dokumen dan nilai ekspor mencapai Rp600 juta.
Ia mengatakan Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi produk untuk ekspor seperti produk perikanan air tawar, di antaranya ikan jelawat, ikan kelabau, ikan ringau, ikan seladang, ikan semah, ikan tapah, dan ikan tengalan.
Kemudian, produk pertanian seperti madu alam dan kerajinan tangan seperti bangle dan aksesoris kepala.
Sebagai upaya mendorong kegiatan ekspor, Bea Cukai Badau juga pada awal September 2024, telah mengunjungi dan berkoordinasi Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat terkait tata niaga ekspor arwana dan penguatan ekspor di perbatasan.
"Kegiatan ekspor terutama produk perikanan air tawar melalui PLBN Badau semakin tumbuh, potensi tersebut perlu kita dorong karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan," ujar Henry Sinuraya.
Baca juga: Bulog siapkan sembako untuk pasar murah pada HUT RI di PLBN Badau
Baca juga: PLBN Badau, penggerak ekonomi perbatasan dan penegas kedaulatan NKRI
Pewarta: Rendra Oxtora dan Teofilusianto Timotius
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: