Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel kenang kebersamaan dengan Faisal Basri
5 September 2024 12:28 WIB
Duta Investasi Presiden untuk Jepang Rachmat Gobel (kiri), berbincang dengan Pengamat Ekonomi Faisal Basri (tengah) dan Anggota Komisi 9 DPR Fraksi Nasdem Irma Chaniago, usai diskusi bertema Membangun Strategi Kebijakan untuk Memperkuat Struktur Perekonomian Menuju Pertumbuhan 7-8 % per Tahun: Bagaimana Potensi dan Peluang Pelaku UKM dan UMKM, di Jakarta, Kamis (11/1/2017). ANTARA FOTO/Audy Alwi/ama/aa.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mengungkap kenangan bersama ekonom Faisal Basri yang wafat pada Kamis.
"Beliau (Faisal Basri) banyak memberi masukan kepada saya mengenai ekonomi makro, juga masalah ekonomi mikro. Kami banyak diskusi tentang itu," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Apalagi, kata dia, ketika ia menjadi Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia pada awal 2000-an, Faisal Basri banyak membantunya dalam menyusun Roadmap Industri 2010 dan Visi 2030.
"Ketika itu banyak pengusaha Indonesia pesimis tentang masa depan industri, namun kami berusaha membangkitkan semangat lewat Roadmap Kadin yang menjadi masukan kepada pemerintah tentang pengembangan industri," katanya.
Demikian pula ketika ia menjadi Wakil Ketua DPR RI, katanya, Faisal Basri menjadi tempat diskusi masalah keadaan ekonomi makro dan mikro Indonesia dan dunia.
"Orangnya saklek, kritis, dan tidak aji mumpung," kata dia.
Namun, ujar dia, Faisal Basri juga ilmuwan yang terbuka, mau mengakui bila ada yang salah dalam pendapatnya, sehingga menjadi teman diskusi yang menyenangkan.
"Objektif, kritiknya banyak yang sangat membangun. Apa yang dikatakan kadang banyak benarnya. Saya sangat kehilangan sosok orang baik seperti Faisal Basri," ucapnya.
Baca juga: Indef: Faisal Basri perjuangkan keadilan dalam ekonomi dan politik RI
Rachmat Gobel yang juga mantan Menteri Perdagangan itu, menilai Indonesia butuh sosok seperti Faisal Basri yang selama hidupnya konsisten mengajar dan mencerdaskan bangsa dengan pendapat dan kritik membangun tentang Indonesia, terutama bidang ekonomi.
"Saya sangat kehilangan sosok Faisal Basri, semoga almarhum husnulkhatimah," ucap politikus Nasdem itu.
Ekonom alumnus Universitas Indonesia (UI) dan juga pendiri Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis, dini hari di Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta.
Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).
Keponakan dari mendiang mantan Wakil Presiden RI Adam Malik ini memulai karir sebagai pengajar pada FEB UI untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Faisal juga pengajar Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).
Dalam karir akademis, Fasial pernah menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).
Di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).
Baca juga: UI sebut Faisal Basri konsisten dedikasi pada upaya cerdaskan bangsa
Baca juga: Ekonom: Faisal Basri berani kritik kebijakan publik
"Beliau (Faisal Basri) banyak memberi masukan kepada saya mengenai ekonomi makro, juga masalah ekonomi mikro. Kami banyak diskusi tentang itu," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Apalagi, kata dia, ketika ia menjadi Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia pada awal 2000-an, Faisal Basri banyak membantunya dalam menyusun Roadmap Industri 2010 dan Visi 2030.
"Ketika itu banyak pengusaha Indonesia pesimis tentang masa depan industri, namun kami berusaha membangkitkan semangat lewat Roadmap Kadin yang menjadi masukan kepada pemerintah tentang pengembangan industri," katanya.
Demikian pula ketika ia menjadi Wakil Ketua DPR RI, katanya, Faisal Basri menjadi tempat diskusi masalah keadaan ekonomi makro dan mikro Indonesia dan dunia.
"Orangnya saklek, kritis, dan tidak aji mumpung," kata dia.
Namun, ujar dia, Faisal Basri juga ilmuwan yang terbuka, mau mengakui bila ada yang salah dalam pendapatnya, sehingga menjadi teman diskusi yang menyenangkan.
"Objektif, kritiknya banyak yang sangat membangun. Apa yang dikatakan kadang banyak benarnya. Saya sangat kehilangan sosok orang baik seperti Faisal Basri," ucapnya.
Baca juga: Indef: Faisal Basri perjuangkan keadilan dalam ekonomi dan politik RI
Rachmat Gobel yang juga mantan Menteri Perdagangan itu, menilai Indonesia butuh sosok seperti Faisal Basri yang selama hidupnya konsisten mengajar dan mencerdaskan bangsa dengan pendapat dan kritik membangun tentang Indonesia, terutama bidang ekonomi.
"Saya sangat kehilangan sosok Faisal Basri, semoga almarhum husnulkhatimah," ucap politikus Nasdem itu.
Ekonom alumnus Universitas Indonesia (UI) dan juga pendiri Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis, dini hari di Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta.
Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988).
Keponakan dari mendiang mantan Wakil Presiden RI Adam Malik ini memulai karir sebagai pengajar pada FEB UI untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Faisal juga pengajar Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).
Dalam karir akademis, Fasial pernah menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).
Di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).
Baca juga: UI sebut Faisal Basri konsisten dedikasi pada upaya cerdaskan bangsa
Baca juga: Ekonom: Faisal Basri berani kritik kebijakan publik
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: