Kunjungan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus sampaikan dua pesan utama untuk masyarakat Indonesia
5 September 2024 11:38 WIB
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah depan) berfoto bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan tamu undangan lainnya usai melihat langsung terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (5/9/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww/aa.
Jakarta (ANTARA) - Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus menyampaikan dua pesan penting kepada masyarakat Indonesia untuk mewujudkan kerukunan antar-umat beragama di Indonesia.
"Pertama, selalu lihat sesuatu secara mendalam, karena hanya di sanalah anda dapat menemukan apa yang menjadi persamaan dalam sebuah perbedaan," katanya saat menghadiri pertemuan dengan para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis.
Paus Fransiskus mengungkapkan pendapatnya dengan mengkiaskan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.
Menurutnya, terowongan tersebut berada di bawah, yang berarti tersembunyi dan tidak terlihat seperti akar. Namun, terowongan tersebut menuju ke suatu tempat di mana agama dan hal-hal yang bersifat ilahiah bisa ditemukan.
Baca juga: Paus Fransiskus: Jangan jadikan emas alasan untuk saling bertikai
Dengan adanya beragam umat beragama yang melintasinya, kata Paus, hal tersebut merupakan upaya dari masing-masing umat untuk melihat secara mendalam dalam proses menemukan Tuhannya.
"Pandang secara dalam, pahami apa yang mengalir di kehidupan kita, hasrat yang bersemayam dalam hati kita, maka kita akan menemukan hati kita semua saudara. Kita adalah peziarah dalam perjalanan menuju Allah," ujarnya.
Pesan kedua, kata Paus Fransiskus, adalah untuk menjaga ikatan antar-umat beragama. Ia kembali mengiaskan dengan Terowongan Silaturahmi yang dibangun untuk menghubungkan satu sisi ke sisi lainnya yang saling berbeda.
Menurutnya, dalam mendekatkan agama dan keyakinan yang berbeda di dunia kadang diupayakan oleh orang-orang dengan mencari titik temu antara doktrin dan pengakuan antaragama-agama di dunia.
"Namun, kenyataannya bisa saja memecah belah kita, karena doktrin dan pengakuan masing-masing agama berbeda. Yang benar-benar mendekatkan kita adalah dengan menciptakan hubungan yang berbeda-beda antara kita, dengan selalu menjaga ikatan persahabatan," ujarnya.
Baca juga: Paus berpesan agar iringi sedekah dengan sentuhan
Paus Fransiskus menekankan hal tersebut merupakan hubungan yang sejati, di mana masing-masing pihak berkomitmen dalam mencari kebenaran bersama dengan saling mempelajari tradisi agama lainnya, untuk saling memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama.
"Meneguhkan umat beragama dan kemanusiaan adalah inspirasi yang harus kita ikuti dan juga menjadi judul dalam deklarasi bersama yang telah disiapkan dalam kesempatan ini," tutur Paus Fransiskus.
Untuk diketahui, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.
Baca juga: Kunjungan Paus Fransiskus diharapkan perkuat perdamaian dan persatuan
"Pertama, selalu lihat sesuatu secara mendalam, karena hanya di sanalah anda dapat menemukan apa yang menjadi persamaan dalam sebuah perbedaan," katanya saat menghadiri pertemuan dengan para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis.
Paus Fransiskus mengungkapkan pendapatnya dengan mengkiaskan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.
Menurutnya, terowongan tersebut berada di bawah, yang berarti tersembunyi dan tidak terlihat seperti akar. Namun, terowongan tersebut menuju ke suatu tempat di mana agama dan hal-hal yang bersifat ilahiah bisa ditemukan.
Baca juga: Paus Fransiskus: Jangan jadikan emas alasan untuk saling bertikai
Dengan adanya beragam umat beragama yang melintasinya, kata Paus, hal tersebut merupakan upaya dari masing-masing umat untuk melihat secara mendalam dalam proses menemukan Tuhannya.
"Pandang secara dalam, pahami apa yang mengalir di kehidupan kita, hasrat yang bersemayam dalam hati kita, maka kita akan menemukan hati kita semua saudara. Kita adalah peziarah dalam perjalanan menuju Allah," ujarnya.
Pesan kedua, kata Paus Fransiskus, adalah untuk menjaga ikatan antar-umat beragama. Ia kembali mengiaskan dengan Terowongan Silaturahmi yang dibangun untuk menghubungkan satu sisi ke sisi lainnya yang saling berbeda.
Menurutnya, dalam mendekatkan agama dan keyakinan yang berbeda di dunia kadang diupayakan oleh orang-orang dengan mencari titik temu antara doktrin dan pengakuan antaragama-agama di dunia.
"Namun, kenyataannya bisa saja memecah belah kita, karena doktrin dan pengakuan masing-masing agama berbeda. Yang benar-benar mendekatkan kita adalah dengan menciptakan hubungan yang berbeda-beda antara kita, dengan selalu menjaga ikatan persahabatan," ujarnya.
Baca juga: Paus berpesan agar iringi sedekah dengan sentuhan
Paus Fransiskus menekankan hal tersebut merupakan hubungan yang sejati, di mana masing-masing pihak berkomitmen dalam mencari kebenaran bersama dengan saling mempelajari tradisi agama lainnya, untuk saling memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama.
"Meneguhkan umat beragama dan kemanusiaan adalah inspirasi yang harus kita ikuti dan juga menjadi judul dalam deklarasi bersama yang telah disiapkan dalam kesempatan ini," tutur Paus Fransiskus.
Untuk diketahui, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.
Baca juga: Kunjungan Paus Fransiskus diharapkan perkuat perdamaian dan persatuan
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: