ISF 2024
Jokowi: Perubahan iklim tak selesai selama pakai pendekatan ekonomi
5 September 2024 09:42 WIB
Suasana Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, saat Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato di agenda pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF), Kamis (5/9/2024). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan persoalan perubahan iklim tidak bisa selesai jika negara-negara di dunia hanya mengedepankan kepentingan atau egonya masing-masing.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis.
“Yang justru ingin saya tekankan adalah permasalahan perubahan iklim ini tidak ada pernah bisa terselesaikan selama dunia menggunakan pendekatan ekonomi. Selama dunia hanya menghitung keuntungannya sendiri dan selama dunia hanya mementingkan egosentrisnya sendiri-sendiri,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi buka ISF 2024 untuk kolaborasi hadapi perubahan iklim
Presiden Jokowi menekankan bahwa dirinya tidak perlu lagi menyampaikan tentang betapa bahayanya perubahan iklim, betapa mendesaknya transisi energi atau pentingnya keberlanjutan.
Menurutnya, yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan perubahan iklim adalah pendekatan kolaboratif dan berperikemanusiaan antara negara maju dan berkembang, serta perlunya mencermati aspek kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.
Kepala Negara juga mengingatkan ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, melainkan juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan berkelanjutan bagi rakyat.
Presiden Jokowi pun meminta semua pihak tidak meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission dan berkontribusi bagi dunia yang lebih jauh.
Baca juga: Menteri Luhut: ISF 2024 dorong terwujudnya transisi energi global
Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia memiliki potensi energi hijau melimpah, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt, serta memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak, yang merupakan PLTS terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.
Indonesia, kata Presiden Widodo, juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon melalui hutan mangrove.
Namun dia mengatakan semua potensi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal jika diperkuat dengan riset dan investasi atau pendanaan dari negara maju.
Baca juga: Duta ISF: Mayoritas anak muda sudah memprioritaskan keberlanjutan
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis.
“Yang justru ingin saya tekankan adalah permasalahan perubahan iklim ini tidak ada pernah bisa terselesaikan selama dunia menggunakan pendekatan ekonomi. Selama dunia hanya menghitung keuntungannya sendiri dan selama dunia hanya mementingkan egosentrisnya sendiri-sendiri,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi buka ISF 2024 untuk kolaborasi hadapi perubahan iklim
Presiden Jokowi menekankan bahwa dirinya tidak perlu lagi menyampaikan tentang betapa bahayanya perubahan iklim, betapa mendesaknya transisi energi atau pentingnya keberlanjutan.
Menurutnya, yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan perubahan iklim adalah pendekatan kolaboratif dan berperikemanusiaan antara negara maju dan berkembang, serta perlunya mencermati aspek kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.
Kepala Negara juga mengingatkan ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, melainkan juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan berkelanjutan bagi rakyat.
Presiden Jokowi pun meminta semua pihak tidak meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission dan berkontribusi bagi dunia yang lebih jauh.
Baca juga: Menteri Luhut: ISF 2024 dorong terwujudnya transisi energi global
Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia memiliki potensi energi hijau melimpah, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt, serta memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak, yang merupakan PLTS terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.
Indonesia, kata Presiden Widodo, juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon melalui hutan mangrove.
Namun dia mengatakan semua potensi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal jika diperkuat dengan riset dan investasi atau pendanaan dari negara maju.
Baca juga: Duta ISF: Mayoritas anak muda sudah memprioritaskan keberlanjutan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: