Pengamat perkirakan PPP tak akan tinggalkan Gerindra
24 April 2014 11:50 WIB
foto pada 18 April 2014 saat Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (kanan) bersalaman dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) pada acara pertemuan silahturahim di Kantor DPP PPP (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Firman Noor memperkirakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak akan meninggalkankoalisi dengan Partai Gerindra.
"Suryadharma Ali mulai sadar ada yang salah dengan manuvernya karena tidak melibatkan pihak partai lainnya. Kini saatnya bagi Suryadharma untuk melembagakan koalisi antara PPP dengan Gerindra," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Kamis.
Peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mengatakan beberapa faksi di PPP seperti Wakil Ketua Umum Emron Pangkapi dan Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuzy cukup eksis di internal.
Karena itu, Suryadharma Ali tidak bisa bermanuver sendiri menjalin koalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden tanpa melibatkan elemen partai lainnya.
"Saat ini Suryadharma cukup bijak dengan tidak menyangsikan keberadaan mereka dan berusaha menjalin islah. Dulu dia memang cukup percaya diri bermanuver atas nama partai, tetapi ternyata situasi berubah karena ada pihak internal yang tidak sepakat," tuturnya.
Menurut Firman, kepanikan sesaat karena perolehan suara PPP yang tidak memuaskan dan dikaitkan dengan manuver Suryadharma Ali mendekati Partai Gerindra itu cukup konyol.
"Suryadharma Ali mulai sadar ada yang salah dengan manuvernya karena tidak melibatkan pihak partai lainnya. Kini saatnya bagi Suryadharma untuk melembagakan koalisi antara PPP dengan Gerindra," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Kamis.
Peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mengatakan beberapa faksi di PPP seperti Wakil Ketua Umum Emron Pangkapi dan Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuzy cukup eksis di internal.
Karena itu, Suryadharma Ali tidak bisa bermanuver sendiri menjalin koalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden tanpa melibatkan elemen partai lainnya.
"Saat ini Suryadharma cukup bijak dengan tidak menyangsikan keberadaan mereka dan berusaha menjalin islah. Dulu dia memang cukup percaya diri bermanuver atas nama partai, tetapi ternyata situasi berubah karena ada pihak internal yang tidak sepakat," tuturnya.
Menurut Firman, kepanikan sesaat karena perolehan suara PPP yang tidak memuaskan dan dikaitkan dengan manuver Suryadharma Ali mendekati Partai Gerindra itu cukup konyol.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: