Selain sebagai upaya mengatasi kesenjangan pendidikan, Miraldo Jeftason yang menjabat sebagai CEO KBF Indonesia, organisasi non-profit yang bergerak di bidang pendidikan, lingkungan, dan teknologi itu, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta Rabu, menyatakan bahwa kerja sama pemberian beasiswa itu juga menjadi upaya memperjuangkan kesetaraan pendidikan di Indonesia.
“Kami sangat menyambut baik kerja sama ini. Bersama Eramet, kami berharap dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi generasi muda, terutama mereka yang berada di daerah minim akses pendidikan," ujar Miraldo.
Diketahui data terbaru mengenai kualitas pendidikan yang dirilis Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat ke-96 dari 173 negara. Kualitas pendidikan Indonesia berada di bawah sejumlah negara tetangga di ASEAN, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Berkaca dari data tersebut, menurut Miraldo, kehadiran industri menjadi sangat penting dalam membantu percepatan peningkatan pendidikan. Eramet, perusahaan yang memiliki wilayah operasi di Maluku Utara, pun melihat pendidikan sebagai investasi masa depan.
“Eramet melihat program beasiswa ini sangat penting dan strategis buat investasi masa depan
Rian juga menegaskan bahwa program beasiswa tersebut merupakan bagian dari komitmen Eramet untuk berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia.
Pendaftaran program beasiswa Eramet itu sudah dibuka hingga tanggal 6 September 2024 mendatang. Masyarakat dapat mengakses informasi pendaftaran dapat dilihat melalui Instagram KBF Indonesia bernama pengguna @kitongbisa_id.
Para penerima manfaat beasiswa itu adalah putra-putri yang berasal dari daerah Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Tahapan seleksi akan dilakukan dengan transparan dan adil, dengan mempertimbangkan prestasi akademik, serta potensi kepemimpinan dan kontribusi sosial dari para calon penerima beasiswa.