Bapanas menargetkan cadangan beras capai 2 juta ton di akhir tahun
4 September 2024 15:42 WIB
Petani menunjukkan hasil panen padi di areal sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan cadangan beras pemerintah (CBP) bisa mencapai 2 juta ton pada akhir tahun 2024 ini, mengingat kebutuhan beras akan melonjak tajam menjelang Pilkada Serentak pada November mendatang.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa CBP juga perlu ditingkatkan, karena produksi beras diperkirakan akan menurun pada akhir tahun ini dan awal tahun 2025.
“November, Desember, Januari adalah masa-masa kritis, sehingga Bulog harus punya cadangan beras pemerintah, dan angkanya kami berharap bisa di atas 2 juta ton karena hari ini masih 1,3 juta ton,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Jakarta, Rabu.
Arief menjelaskan stok beras Perum Bulog secara nasional per 2 September adalah 1,39 juta ton, yang terdiri dari stok on hand sebanyak 1,31 juta ton dan beras impor dalam perjalanan 84,75 ribu ton. Stok tersebut tersebar di seluruh gudang Bulog di kabupaten dan kota di Indonesia.
Ia mengatakan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menambah stok CBP, karena berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus, produksi beras pada periode September dan Oktober 2024 akan meningkat masing-masing menjadi 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan produksi beras pada Juni yang tercatat 2,06 juta ton dan Juli 2,05 juta ton.
Selain itu, menurut survei BPS, produksi beras pada September dan Oktober itu diperkirakan melampaui konsumsi beras nasional yang hanya 2,58 juta ton dalam periode yang sama, menunjukkan adanya surplus produksi.
“Ini waktunya kita mempersiapkan stok cadangan beras pemerintah … Sehingga kami sangat intens mempersiapkan cadangan pangan pemerintah, khususnya beras,” ujar Arief.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi pada pekan lalu mengatakan bahwa Bulog, yang mendapatkan kuota impor beras 3,6 juta ton pada tahun ini, telah merealisasikan 2,4 juta ton, sehingga masih ada 1,2 juta ton kuota beras impor yang belum terealisasi.
Impor beras sebanyak 1,2 juta ton itu diharapkan dapat terealisasi sepenuhnya dan tiba sebelum Desember 2024. Beras impor itu akan dijadikan cadangan beras pemerintah, termasuk untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual Rp12.500 per kg.
Baca juga: Pompanisasi untuk ketahanan pangan nasional
Baca juga: Bulog targetkan 1,2 juta ton beras impor tiba sebelum Desember
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa CBP juga perlu ditingkatkan, karena produksi beras diperkirakan akan menurun pada akhir tahun ini dan awal tahun 2025.
“November, Desember, Januari adalah masa-masa kritis, sehingga Bulog harus punya cadangan beras pemerintah, dan angkanya kami berharap bisa di atas 2 juta ton karena hari ini masih 1,3 juta ton,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Jakarta, Rabu.
Arief menjelaskan stok beras Perum Bulog secara nasional per 2 September adalah 1,39 juta ton, yang terdiri dari stok on hand sebanyak 1,31 juta ton dan beras impor dalam perjalanan 84,75 ribu ton. Stok tersebut tersebar di seluruh gudang Bulog di kabupaten dan kota di Indonesia.
Ia mengatakan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menambah stok CBP, karena berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus, produksi beras pada periode September dan Oktober 2024 akan meningkat masing-masing menjadi 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan produksi beras pada Juni yang tercatat 2,06 juta ton dan Juli 2,05 juta ton.
Selain itu, menurut survei BPS, produksi beras pada September dan Oktober itu diperkirakan melampaui konsumsi beras nasional yang hanya 2,58 juta ton dalam periode yang sama, menunjukkan adanya surplus produksi.
“Ini waktunya kita mempersiapkan stok cadangan beras pemerintah … Sehingga kami sangat intens mempersiapkan cadangan pangan pemerintah, khususnya beras,” ujar Arief.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi pada pekan lalu mengatakan bahwa Bulog, yang mendapatkan kuota impor beras 3,6 juta ton pada tahun ini, telah merealisasikan 2,4 juta ton, sehingga masih ada 1,2 juta ton kuota beras impor yang belum terealisasi.
Impor beras sebanyak 1,2 juta ton itu diharapkan dapat terealisasi sepenuhnya dan tiba sebelum Desember 2024. Beras impor itu akan dijadikan cadangan beras pemerintah, termasuk untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual Rp12.500 per kg.
Baca juga: Pompanisasi untuk ketahanan pangan nasional
Baca juga: Bulog targetkan 1,2 juta ton beras impor tiba sebelum Desember
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: