Ekonom proyeksikan bank sentral AS pangkas FFR dua kali pada 2024
4 September 2024 14:07 WIB
Arsip Foto - Gedung Dewan Federal Reserve di Constitution Avenue, Washington, AS, Selasa (19/3/2019). ANTARA/REUTERS/Leah Millis/am.
Jakarta (ANTARA) - Tim riset ekonomi Bank Mandiri memproyeksikan bank sentral AS atau The Fed akan memangkas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dua kali pada 2024 yakni di pada September dan Desember.
“Kami memperkirakan akan cut rate dua kali pada September dan Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin,” kata Reny saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Reny memprediksi pada akhir 2024 Rupiah akan berada di kisaran Rp15.500 sampai dengan Rp15.700 per dolar AS.
Dengan asumsi pemotongan FFR pertama akan terjadi pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2024, Rupiah masih berpotensi menguat. Namun, perlu diwaspadai faktor risiko terkait tensi geopolitik dan hasil pemilihan umum (pemilu) AS 2024.
Di sisi lain, peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang hampir pasti untuk memangkas suku bunga, telah mendorong sentimen positif di pasar domestik dengan kembalinya aliran dana asing.
Baca juga: IHSG melemah ikuti bursa kawasan Asia dan global
Sepanjang Agustus 2024, aliran dana asing ke pasar domestik Indonesia melalui pasar saham dan obligasi mencapai Rp49,1 triliun, dengan capital inflow sebesar Rp19 triliun.
Sepanjang pekan lalu pergerakan Rupiah berfluktuasi antara Rp15.368 per dolar AS sampai dengan Rp15.548 per dolar AS.
Pergerakan rupiah tersebut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menunggu dan mencermati rencana The Fed yang akan memangkas FFR sejalan dengan perkembangan pasar tenaga kerja AS yang melemah dan inflasi yang menurun secara bertahap.
Pada pekan ini, Reny memproyeksikan nilai tukar Rupiah bergerak ke kisaran Rp15.403 hingga Rp15.613 per dolar AS.
Saat ini The Fed masih mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menurunkan FFR melihat inflasi AS yang mulai turun secara mencapai target yang ditetapkan oleh bank sentral AS yang sebesar 2 persen.
Inflasi AS tercatat sebesar 2,9 persen year on year (yoy) pada Juli 2024, lebih rendah dibanding inflasi Juni 2024 yang sebesar 3 persen (yoy).
Baca juga: Ekonom: Pelaku usaha ‘wait and see’ pemangkasan suku bunga global
Dalam Fed Guidance per Juni 2024, The Fed masih mengindikasikan penurunan suku bunga hanya sebanyak satu kali pada tahun 2024, lebih sedikit dibanding rencana sebelumnya yang sebanyak tiga kali pada Fed Guidance Maret 2024.
Namun, berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun melalui CME Group per 2 September 2024, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 5-5,25 persen dengan peluang 71 persen pada pertemuan FOMC September 2024.
Selain itu, terdapat peluang pemangkasan lanjutan sebesar 51,4 persen untuk menurunkan FFR sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC November 2024 menjadi 4,75-5 persen.
"Potensi pemangkasan suku bunga akan semakin besar jika inflasi dapat kembali menurun dan data tenaga kerja AS semakin melemah," ujar Reny.
Tingkat pengangguran AS tercatat sebesar 4,3 persen pada Juli 2024. The Fed akan mencermati perkembangan data-data ekonomi AS seperti aktivitas ekonomi, tingkat harga, dan jobs data menjelang pertemuan FOMC.
“Kami memperkirakan akan cut rate dua kali pada September dan Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin,” kata Reny saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Reny memprediksi pada akhir 2024 Rupiah akan berada di kisaran Rp15.500 sampai dengan Rp15.700 per dolar AS.
Dengan asumsi pemotongan FFR pertama akan terjadi pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2024, Rupiah masih berpotensi menguat. Namun, perlu diwaspadai faktor risiko terkait tensi geopolitik dan hasil pemilihan umum (pemilu) AS 2024.
Di sisi lain, peluang bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang hampir pasti untuk memangkas suku bunga, telah mendorong sentimen positif di pasar domestik dengan kembalinya aliran dana asing.
Baca juga: IHSG melemah ikuti bursa kawasan Asia dan global
Sepanjang Agustus 2024, aliran dana asing ke pasar domestik Indonesia melalui pasar saham dan obligasi mencapai Rp49,1 triliun, dengan capital inflow sebesar Rp19 triliun.
Sepanjang pekan lalu pergerakan Rupiah berfluktuasi antara Rp15.368 per dolar AS sampai dengan Rp15.548 per dolar AS.
Pergerakan rupiah tersebut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menunggu dan mencermati rencana The Fed yang akan memangkas FFR sejalan dengan perkembangan pasar tenaga kerja AS yang melemah dan inflasi yang menurun secara bertahap.
Pada pekan ini, Reny memproyeksikan nilai tukar Rupiah bergerak ke kisaran Rp15.403 hingga Rp15.613 per dolar AS.
Saat ini The Fed masih mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menurunkan FFR melihat inflasi AS yang mulai turun secara mencapai target yang ditetapkan oleh bank sentral AS yang sebesar 2 persen.
Inflasi AS tercatat sebesar 2,9 persen year on year (yoy) pada Juli 2024, lebih rendah dibanding inflasi Juni 2024 yang sebesar 3 persen (yoy).
Baca juga: Ekonom: Pelaku usaha ‘wait and see’ pemangkasan suku bunga global
Dalam Fed Guidance per Juni 2024, The Fed masih mengindikasikan penurunan suku bunga hanya sebanyak satu kali pada tahun 2024, lebih sedikit dibanding rencana sebelumnya yang sebanyak tiga kali pada Fed Guidance Maret 2024.
Namun, berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun melalui CME Group per 2 September 2024, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 5-5,25 persen dengan peluang 71 persen pada pertemuan FOMC September 2024.
Selain itu, terdapat peluang pemangkasan lanjutan sebesar 51,4 persen untuk menurunkan FFR sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC November 2024 menjadi 4,75-5 persen.
"Potensi pemangkasan suku bunga akan semakin besar jika inflasi dapat kembali menurun dan data tenaga kerja AS semakin melemah," ujar Reny.
Tingkat pengangguran AS tercatat sebesar 4,3 persen pada Juli 2024. The Fed akan mencermati perkembangan data-data ekonomi AS seperti aktivitas ekonomi, tingkat harga, dan jobs data menjelang pertemuan FOMC.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: