Penghitungan suara pemilu pengaruhi bursa saham
23 April 2014 12:39 WIB
Ilustrasi--Pekerja melintas di depan layar monitor informasi tentang pergerakan perdagangan saham di Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/2). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Semarang (ANTARA News) - Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Semarang Stephanus Cahyanto Kristiadi mengatakan penghitungan suara pemilu legislatif berpengaruh terhadap pergerakan saham karena investor ingin melihat siapa pemenang dan langkah yang dilakukan oleh partai usai penghitungan suara tersebut.
"Di awal penghitungan suara para investor sempat melakukan aksi jual karena berharap PDIP yang mengusung Jokowi sebagai bakal calon presiden bisa memperoleh suara hingga 25 persen," jelasnya di Semarang, Rabu.
Menurutnya harapan para investor terhadap Jokowi sendiri sudah terlihat sebelum dilaksanakannya pemilu legislatif yaitu ada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga tiga persen usai PDIP mengumumkan keputusan tersebut.
Oleh karena itu sebagai kelanjutan dari hasil pemilu legislatif lalu para investor masih menunggu dan melihat apa yang akan dilakukan oleh partai.
"Investor sedang menunggu misalnya Jokowi berpasangan dengan siapa begitu juga Prabowo, pada dasarnya yang diinginkan oleh investor adalah pasangan tegas dan bisa membawa investasi masuk ke Indonesia," jelasnya.
Karakteristik lain yang diinginkan investor adalah pemimpin yang bisa cepat mengambil keputusan, Cahyanto mengatakan dilihat dari sebelum pemilu legislatif sudah terlihat siapa dan partai apa difavoritkan oleh investor.
"Investor sendiri memandang Jokowi karena dia figur yang reformatif dan action-nya pun cepat, dilihat dari kepimpinannya di Jakarta sudah terlihat bahwa dia cepat dalam mengambil langkah, ini yang diinginkan investor," paparnya.
Cahyanto mengatakan dilihat dari awal reformasi yaitu tahun 1999 hingga pemilu terakhir pada 2009 lalu jika pemilu berjalan lancar maka indeks akan bergerak positif.
"Harapan kami di tahun ini juga terjadi kondisi yang demikian, saat ini IHSG yang berada di level 4.900 diharapkan bisa tembus di angka 5.200," jelasnya.
Sementara itu efek jangka pendek dari pemilu legislatif kemarin memang terasa namun sekarang sudah mulai kembali lagi pada isu-isu yang sedang terjadi mulai dari laporan keuangan kuartal I yang akan dikeluarkan serta data pertumbuhan ekonomi AS yang membaik.
"Di awal penghitungan suara para investor sempat melakukan aksi jual karena berharap PDIP yang mengusung Jokowi sebagai bakal calon presiden bisa memperoleh suara hingga 25 persen," jelasnya di Semarang, Rabu.
Menurutnya harapan para investor terhadap Jokowi sendiri sudah terlihat sebelum dilaksanakannya pemilu legislatif yaitu ada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga tiga persen usai PDIP mengumumkan keputusan tersebut.
Oleh karena itu sebagai kelanjutan dari hasil pemilu legislatif lalu para investor masih menunggu dan melihat apa yang akan dilakukan oleh partai.
"Investor sedang menunggu misalnya Jokowi berpasangan dengan siapa begitu juga Prabowo, pada dasarnya yang diinginkan oleh investor adalah pasangan tegas dan bisa membawa investasi masuk ke Indonesia," jelasnya.
Karakteristik lain yang diinginkan investor adalah pemimpin yang bisa cepat mengambil keputusan, Cahyanto mengatakan dilihat dari sebelum pemilu legislatif sudah terlihat siapa dan partai apa difavoritkan oleh investor.
"Investor sendiri memandang Jokowi karena dia figur yang reformatif dan action-nya pun cepat, dilihat dari kepimpinannya di Jakarta sudah terlihat bahwa dia cepat dalam mengambil langkah, ini yang diinginkan investor," paparnya.
Cahyanto mengatakan dilihat dari awal reformasi yaitu tahun 1999 hingga pemilu terakhir pada 2009 lalu jika pemilu berjalan lancar maka indeks akan bergerak positif.
"Harapan kami di tahun ini juga terjadi kondisi yang demikian, saat ini IHSG yang berada di level 4.900 diharapkan bisa tembus di angka 5.200," jelasnya.
Sementara itu efek jangka pendek dari pemilu legislatif kemarin memang terasa namun sekarang sudah mulai kembali lagi pada isu-isu yang sedang terjadi mulai dari laporan keuangan kuartal I yang akan dikeluarkan serta data pertumbuhan ekonomi AS yang membaik.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: