MSP & IAF Bali
Indonesia gali perluasan pemanfaatan panas bumi Afrika di IAF-2
3 September 2024 19:40 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan pandangannya dalam Diskusi Panel VII Indonesia Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (3/9/2024). ANTARA FOTO/Media Center IAF II-HLF MSP/Ari Bowo Sucipto/nym/aa.
Badung (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, pemerintah Indonesia menjadikan ajang Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 sebagai ajang untuk menggali perluasan pemanfaatan panas bumi yang dimiliki oleh Afrika.
“Karena kita punya pengalaman lebih duluan untuk panas bumi, kita fokus ke situ, ke panas bumi. Mereka punya potensi besar, menteri energi Kenya menyebut ada 10 ribu Megawatt (MW) di sana potensinya,” kata Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana ditemui di IAF, Nusa Dua, Bali, Selasa.
Eksplorasi dua blok sumber energi panas bumi atau geotermal di Kenya dilaksanakan pada akhir 2024 atau paling lambat awal 2025.
Eksplorasi lapangan panas bumi itu dilakukan atas kerja sama cucu usaha BUMN Pertamina, yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) dan Geothermal Development Company (GDC) untuk pengembangan di Blok Suswa dan Longonot.
Sekjen Dadan mengatakan bahwa Indonesia sudah memulai diversifikasi industri khususnya energi.
Secara khusus, mengalihkan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Indonesia berhasil mengimplementasikan penggantian dari diesel ke biodiesel dengan bahan bakar berbasis sawit.
“Tahun ini, kami mencampur 35 persen dari biodiesel ke dalam bahan bakar diesel. Tahun depan. saya rasa, kami tidak menyiapkan untuk meningkatkan persentase ke 40,” ucapnya.
Indonesia memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam berhubungan dengan orang, teknologi, pembiayaan dalam transisi energi.
Indonesia bahkan disebutnya menjadi negara dengan sumber daya terlengkap dalam hal energi terbarukan.
Lebih lanjut Dadan menyampaikan bahwa Indonesia dan negara-negara Afrika di bidang submineral khususnya litium yang banyak tersedia di Afrika.
Melalui pengalaman Indonesia dalam melakukan hilirisasi industri submineral, dirinya meyakini kemitraan dalam mendukung kolaborasi transisi energi.
“Oleh karena itu, kami berharap dapat mengembangkan kerja sama kita dan kami yakin dapat belajar banyak dari pengalaman Indonesia,” tuturnya.
“Karena kita punya pengalaman lebih duluan untuk panas bumi, kita fokus ke situ, ke panas bumi. Mereka punya potensi besar, menteri energi Kenya menyebut ada 10 ribu Megawatt (MW) di sana potensinya,” kata Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana ditemui di IAF, Nusa Dua, Bali, Selasa.
Eksplorasi dua blok sumber energi panas bumi atau geotermal di Kenya dilaksanakan pada akhir 2024 atau paling lambat awal 2025.
Eksplorasi lapangan panas bumi itu dilakukan atas kerja sama cucu usaha BUMN Pertamina, yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) dan Geothermal Development Company (GDC) untuk pengembangan di Blok Suswa dan Longonot.
Sekjen Dadan mengatakan bahwa Indonesia sudah memulai diversifikasi industri khususnya energi.
Secara khusus, mengalihkan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Indonesia berhasil mengimplementasikan penggantian dari diesel ke biodiesel dengan bahan bakar berbasis sawit.
“Tahun ini, kami mencampur 35 persen dari biodiesel ke dalam bahan bakar diesel. Tahun depan. saya rasa, kami tidak menyiapkan untuk meningkatkan persentase ke 40,” ucapnya.
Indonesia memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam berhubungan dengan orang, teknologi, pembiayaan dalam transisi energi.
Indonesia bahkan disebutnya menjadi negara dengan sumber daya terlengkap dalam hal energi terbarukan.
Lebih lanjut Dadan menyampaikan bahwa Indonesia dan negara-negara Afrika di bidang submineral khususnya litium yang banyak tersedia di Afrika.
Melalui pengalaman Indonesia dalam melakukan hilirisasi industri submineral, dirinya meyakini kemitraan dalam mendukung kolaborasi transisi energi.
“Oleh karena itu, kami berharap dapat mengembangkan kerja sama kita dan kami yakin dapat belajar banyak dari pengalaman Indonesia,” tuturnya.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024
Tags: