Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang pada tahun akademik 2024/2025 menerima sekitar 35 mahasiswa asing yang berasal dari 12 negara.

"Ada 35 mahasiswa asing dari 12 negara," kata Rektor Unissula Semarang Prof Gunarto saat Pekan Ta'aruf Mahasiswa Baru Unissula di Auditorium Unissula, Semarang, Selasa.

Baca juga: Profesor Unissula sampaikan solusi cegah konflik tanah ulayat di IKN

Ke-35 mahasiswa asing tersebut, kata dia, paling banyak berasal dari Maroko, karena kedua negara telah terjalin kerja sama yang baik sejak zaman Presiden Soekarno.

Menurut dia, mahasiswa Maroko yang akan berkuliah di Indonesia lebih mudah, karena cukup menggunakan paspor dan tidak memakai visa.

"Maroko ini kerja sama. (Mahasiswa kuliah) tanpa visa, hanya pakai paspor. Kerja sama ini sudah ada sejak zaman Pak Karno (Presiden Soekarno). Makanya, mereka berduyun-duyun belajar ke sini," katanya.

Ia menyebutkan mahasiswa dari Maroko berjumlah 17 orang, Aljazair sebanyak lima orang, Yaman empat orang, dan Malaysia dua orang.

Kemudian, kata dia, sisanya dari Timor Leste, Pakistan, Somalia, Aljazair, Mesir, Senegal, Suriah, dan Uganda.

"Insya Allah, ke depan mahasiswa asing kami lebih banyak. Karena tahun depan kami buka kelas internasional. Pakai bahasa internasional, kurikulum internasional. Mahasiswanya dari asing dan Indonesia yang ingin belajar kurikulum internasional," kata Guru Besar Fakultas Hukum Unissula tersebut.

Pada tahun akademik 2024/2025, kata Gunarto, Unissula menerima sebanyak 9.011 mahasiswa untuk berbagai program studi dan fakultas.

Baca juga: 12 mahasiswa mancanegara ikuti wisuda di Unissula Semarang

Baca juga: Pakar Unissula teliti "Engagement Religious Compliance" raih profesor


"Unissula hari ini memecahkan rekor tiga kali mahasiswa terbanyak untuk PTS (perguruan tinggi swasta) se-Jateng. Pada tahun lalu, kami menerima 7.350 mahasiswa," katanya.

Untuk program studi favorit mahasiswa, lanjutnya, saat ini hampir merata, seperti kedokteran, kedokteran gigi, hukum, ekonomi, teknik, keperawatan, dan farmasi.

"Dulu yang favorit itu hanya fakultas hukum, kemudian merambah ke ekonomi, FKG. Sekarang lebih banyak, karena kebersamaan mutunya ya," katanya.