Jakarta (ANTARA News) - Perum Perhutani melalui Perhutani Pine Chimical Industry (PPCI) di Pemalang, Jawa Tengah, mengekspor perdana 13,6 ton produk Alphapinene kualitas kemurnian minimal 97,5 % ke India.

Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan bahwa proses produksi Alphapinene ini teknologinya sederhana, tetapi Perhutani justru memperoleh nilai tambah cukup tinggi dibandingkan bila hanya mengekspor dalam bentuk terpentin.

"Sementara kebutuhan pasar Alphapinene dan Bethapinene di dunia mencapai 600.000 ton per tahun dan di dalam negeri mencapai 19.000 ton per tahun," kata Bambang Sukmananto melalui keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia melanjutkan, dengan bahan baku getah Pinus yang ada dan pengolahan sampai derivatnya, maka Perhutani kedepan ditargetkan akan menjadi pelaku bisnis industri pine chemical penting di dunia.

Bambang berharap PPCI di Pemalang ini dapat berproduksi sesuai kapasitas produksi terpasangnya, sehingga nilai tambahnya maksimal. "Sebagai urutan ke tiga produsen derivat Gondorukem dan Terpentin di dunia, Perhutani baru menembus 10 persen, sedangkan China mencapai lebih dari 70 persen dan Brazil mencapai 11 persen," kata Bambang.

Bambang menambahkan, dari nilai investasi Rp208.7 Miliar, akan dihasilkan nilai tambah derivat gondorukem sebesar 20 persen - 30 persen dan derivat terpentin 50 persen - 60 persen dengan harga produk antara 2.000 dollar AS sampai dengan 4.000 dolar AS dan bahkan ada yang mencapai 15.000 dollar AS per ton.

Perhutani mengelola hutan seluas 2.4 juta Hektar di Jawa, terdiri dari hutan jati 1.261.465,81 hektar (52 persen), hutan pinus 876.992,66 hektar (36 persen) dan sisanya Damar, Mahoni, Akacia, Sengon, Kesambi, dll.

Pohon pinus yang disadap menghasilkan getah pinus. Getah pinus ini diolah di pabrik melalui proses melting, scrubber dan pemasakan menghasilkan produk Gondorukem atau Gum Rosin dan Terpentin.

Proses lanjutan destilasi terpentin akan menghasilkan produk turunan α-Pinene (Alphapinene), Bethapinene, D-limonen, D-carene. Sedangkan proses lanjutan produk Gum Rosin melalui easterifikasi dan flacking menghasilkan Glycerol dan Rosin Ester.

PPCI di Pemalang saat ini mempunyai kapasitas bahan baku feed stock 24.500 ton per tahun getah pinus. Kapasitas produksi terpasang gondorukem (gumrosin) 17.150 ton per tahun; turpentin 3.675 ton per tahun; Alphapinene 6.000 ton per tahun, Betapinene 112,5 ton per tahun; Gliserol Rosin Ester 18.000 ton per tahun; terpineol 1800 ton per tahun.

Pabrik Perhutani ini adalah satu-satunya pabrik derivat terpadu, terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang menempati lahan 6,3 Hektar dengan bangunan seluas 2,5 Hektar, PPCI didukung oleh 80 tenaga kerja langsung.

"Dengan beroperasinya pabrik baru ini dipastikan akan memberikan dampak sosial ekonomi positif bagi masyarakat sekitar pabrik khususnya dan Kabupaten Pemalang umumnya," kata Bambang.