MSP & IAF Bali
Tanzania ajak RI tingkatkan keterlibatan dalam industrialisasi Afrika
3 September 2024 13:51 WIB
Presiden Zanzibar dan Ketua Dewan Revolusioner Zanzibar, Republik Perserikatan Tanzania Hussein Ali Mwinyi menyampaikan pandangannya dalam Leaders' Talk IV Indonesia Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (3/9/2024). Media Center IAF II-HLF MSP/Ari Bowo Sucipto/nym. (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Badung (ANTARA) - Tanzania mengajak pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan keterlibatan dalam upaya industrialisasi Afrika dan memastikan bahwa Afrika memainkan peran positif dalam upaya memperkuat kerangka kelembagaan untuk kerja sama ekonomi.
“Kita harus tetap menyadari bahwa Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika merupakan katalis yang kuat untuk memanfaatkan pasar benua,” kata Ketua Dewan Revolusioner Republik Dewan Bersatu Tanzania Hussein Ali Mwinyi dalam sesi Leaders’ Talk di Indonesia-Africa Forum ke-2 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa.
Mwinyi yang merupakan Presiden ke-8 Zanzibar itu menyampaikan bahwa sangat ironis bahwa negara-negara Afrika dan Indonesia belum mampu memanfaatkan Konferensi Asia-Afrika sebagai fondasi yang tangguh untuk membina kerja sama ekonomi yang sama kuatnya.
Menurutnya, kerja sama ekonomi antara Afrika dengan Indonesia masih terhambat. Padahal, kesepakatan Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika mampu menghasilkan peluang yang saling menguntungkan bagi Afrika dan negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kesepakatan tersebut, lanjutnya, dapat menjadi landasan untuk menyepakati kemitraan ekonomi, membangun kerangka kerja promosi perdagangan dan investasi, hingga perjanjian perlindungan investasi untuk memfasilitasi akses yang sama terhadap produk-produk Afrika di pasar Indonesia.
“Seperti banyak negara Afrika, Tanzania memiliki potensi yang signifikan dalam energi terbarukan, khususnya tenaga hidro, panas bumi, angin, dan surya,” ucapnya.
Lebih lanjut Mwinyi mengatakan komitmen Afrika untuk menyelaraskan kebijakan strategis Indonesia dengan Agenda Afrika 2063 tidak dapat diragukan. Afrika, kata dia, telah lama menyadari bahwa mereka perlu membentuk kemitraan baru untuk pembangunan yang pada dasarnya berbeda dari kemitraan biasanya.
Ia berharap Indonesia-Africa Forum dapat menjadi momentum untuk menghidupkan kembali tekad kolektif untuk membentuk kerja sama pembangunan transformatif yang akan menangani tantangan yang kita hadapi, terutama di sektor-sektor kunci seperti pertanian, energi, pertambangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan.
“Tanzania menyambut baik keputusan pemerintah Indonesia untuk meluncurkan Desain Besar Kerja Sama Pembangunan di Afrika. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam kerangka kerja ini untuk mendukung upaya pembangunan kami,” kata dia.
Baca juga: Perubahan transformatif untuk pembangunan berkelanjutan
Baca juga: Ekonom urai pentingnya peningkatan produktivitas UMKM di IAF-2
Baca juga: Kemlu jadikan hasil IAF sebagai masukan untuk Majelis Umum PBB
Baca juga: Indonesia serukan Global South sebagai penggerak perubahan di IAF 2024
“Kita harus tetap menyadari bahwa Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika merupakan katalis yang kuat untuk memanfaatkan pasar benua,” kata Ketua Dewan Revolusioner Republik Dewan Bersatu Tanzania Hussein Ali Mwinyi dalam sesi Leaders’ Talk di Indonesia-Africa Forum ke-2 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa.
Mwinyi yang merupakan Presiden ke-8 Zanzibar itu menyampaikan bahwa sangat ironis bahwa negara-negara Afrika dan Indonesia belum mampu memanfaatkan Konferensi Asia-Afrika sebagai fondasi yang tangguh untuk membina kerja sama ekonomi yang sama kuatnya.
Menurutnya, kerja sama ekonomi antara Afrika dengan Indonesia masih terhambat. Padahal, kesepakatan Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika mampu menghasilkan peluang yang saling menguntungkan bagi Afrika dan negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kesepakatan tersebut, lanjutnya, dapat menjadi landasan untuk menyepakati kemitraan ekonomi, membangun kerangka kerja promosi perdagangan dan investasi, hingga perjanjian perlindungan investasi untuk memfasilitasi akses yang sama terhadap produk-produk Afrika di pasar Indonesia.
“Seperti banyak negara Afrika, Tanzania memiliki potensi yang signifikan dalam energi terbarukan, khususnya tenaga hidro, panas bumi, angin, dan surya,” ucapnya.
Lebih lanjut Mwinyi mengatakan komitmen Afrika untuk menyelaraskan kebijakan strategis Indonesia dengan Agenda Afrika 2063 tidak dapat diragukan. Afrika, kata dia, telah lama menyadari bahwa mereka perlu membentuk kemitraan baru untuk pembangunan yang pada dasarnya berbeda dari kemitraan biasanya.
Ia berharap Indonesia-Africa Forum dapat menjadi momentum untuk menghidupkan kembali tekad kolektif untuk membentuk kerja sama pembangunan transformatif yang akan menangani tantangan yang kita hadapi, terutama di sektor-sektor kunci seperti pertanian, energi, pertambangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan.
“Tanzania menyambut baik keputusan pemerintah Indonesia untuk meluncurkan Desain Besar Kerja Sama Pembangunan di Afrika. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam kerangka kerja ini untuk mendukung upaya pembangunan kami,” kata dia.
Baca juga: Perubahan transformatif untuk pembangunan berkelanjutan
Baca juga: Ekonom urai pentingnya peningkatan produktivitas UMKM di IAF-2
Baca juga: Kemlu jadikan hasil IAF sebagai masukan untuk Majelis Umum PBB
Baca juga: Indonesia serukan Global South sebagai penggerak perubahan di IAF 2024
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: