"Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah menjalin kerja sama strategis dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sejak dua bulan terakhir," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Selasa.
Baca juga: BP2MI ajak mahasiswa tangkap peluang bekerja di luar negeri
Inisiatif tersebut tentu tidak hanya membuka akses ke pasar kerja global, tetapi juga menjamin keamanan dan kesejahteraan para pekerja migran.
Sebagai langkah konkret dari kerja sama ini, BP2MI pun secara resmi membuka kantor perwakilan di Bengkulu mulai 1 September 2024.
Langkah konkret juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan pemerintah kabupaten kota untuk memperkuat komitmen dalam mendukung peluang kerja ke luar negeri bagi masyarakat.
Baca juga: Warga NTB bekerja di luar negeri mencapai 36 ribu orang
Sementara itu, Sekretaris Utama BP2MI Rinardi mengatakan untuk memberikan informasi terkait bekerja ke luar negeri BP2MI telah menyiapkan LTSA (layanan terpadu satu atap).
"Alhamdulillah Pak Gubernur Bengkulu memfasilitasi kami LTSA tersebut sebagai cikal bakal kantor BP2MI Bengkulu yang baru nanti," ucapnya.
Rinardi berharap dengan disiapkan fasilitas LTSA BP2MI di Bengkulu animo masyarakat Bengkulu untuk bekerja ke luar negeri menjadi tinggi. Seperti di Jerman, menurutnya dengan berbekal kompetensi yang dibutuhkan, maka pekerja migran mendapatkan penghasilan yang tinggi dan pendidikan secara gratis.
"Seperti perawat kalau di Jerman mereka bisa terima gaji Rp60 juta per bulan. Tapi tentunya mereka harus dididik bahasa dulu dan kemudian kompetensinya harus nyambung," ujarnya.
Baca juga: Kaesang: Anak muda yang bekerja di luar negeri tetap bawa Indonesia