Yogyakarta (ANTARA News) - Dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Mudjijana, mengembangkan mesin pengupas kedelai dengan menggunakan poros berulir atau "screw", sehingga hasilnya lebih maksimal.

"Berdasarkan uji coba, mesin itu selain dapat mengupas juga mampu membelah kedelai dengan maksimal. Hasil uji coba menunjukkan mesin itu dapat mengupas kulit ari kedelai dan sedikitnya 60 persen kedelai bisa terbelah menjadi dua bagian," kata Mudjijana di Yogyakarta, Senin.

Dengan adanya ulir, kata dia, gaya pemecahan menjadi lebih halus sehingga mengurangi hancurnya kedelai saat penggilingan. Dengan mesin itu gaya pemecahan pada kedelai terlihat lebih halus dan bisa meminimalkan hancurnya kedelai saat proses penggilingan.

Selain itu, mesin tersebut memiliki bentuk yang lebih ramping dibandingkan dengan yang sudah ada. Alat itu lebih ramping karena satu sumbu sejajar, sedangkan mesin lain yang sudah ada satu sumbu tetapi berlawanan.

"Model mesin pengupas kedelai itu terdiri atas screw dan rumah screw yang terbuat dari logam paduan aluminium. Screw disambung dengan poros yang kedua, ujungnya didukung oleh sebuah bantalan gelinding," katanya.

Ia mengatakan poros itu digerakkan dengan sebuah elektromotor transmisi sabuk V. Alat pemecah kedelai itu digerakkan dengan motor AC satu fase bertegangan 220 volt dengan putaran mesin 1.100 rpm.

Mesin tersebut menggunakan transmisi sistem puli V dan sabuk V. Kapasitas alat tersebut rata-rata 16-20 kilogram per jam, dan hanya membutuhkan daya sekitar 300 watt.

"Apabila tidak ada kendala diharapkan pada akhir 2014 mesin pengupas kedelai jenis screw itu dapat segera diproduksi," katanya.