Mengenal bedah jantung minimal invasif
2 September 2024 18:04 WIB
Ilustrasi - Tim dokter melakukan operasi bedah jantung pintas coroner pada pasien pria asal Batu Malang, di RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jumat (21/10/2022). ANTARA/HO - Humas RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Jakarta (ANTARA) - Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.
Dalam prosedur tersebut ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.
Teknik minimal invasif ini dapat menawarkan keuntungan seperti bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.
Baca juga: RS Adam Malik dibantu Arab Saudi sukses operasi jantung 25 anak
"Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan. Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja," kata dr Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD selaku dokter spesialis bedah toraks dan kardiak vaskular, subspesialis bedah jantung dewasa dalam siaran pers pada Senin.
Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan seperti penyumbatan pembuluh darah jantung, masalah katup jantung, lubang pada jantung, gangguan irama jantung, tumor jantung, pemasangan alat pacu jantung.
Operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal.
Baca juga: RSUD Doris Sylvanus laksanakan bedah jantung terbuka perdana
Proses pemulihan yang lebih cepat memungkinkan pasien untuk lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir tentang komplikasi jangka panjang.
Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital menghadirkan inovasi dalam penanganan masalah jantung dan pembuluh darah dengan memperkenalkan layanan Bedah Jantung Minimal Invasif yang dilakukan oleh dr Wirya.
Baca juga: RSUD Kanujoso Kaltim buka layanan bedah jantung terbuka
Bedah Jantung Minimal Invasif belum banyak dilakukan di Indonesia dan dirancang khusus untuk memberikan alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, dengan masa pemulihan yang lebih singkat. Prosedur ini juga membutuhkan pelatihan dan sertifikasi karena menggunakan teknik yang memerlukan keahlian khusus dari dokter operator.
Teknik bedah operasi by pass dan katup jantung minimal invasive merupakan salah satu layanan unggulan dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital selain tindakan medis intervensi jantung seperti pemasangan stent pada pembuluh darah jantung dan yang terbaru dengan menggunakan DEB (Drug Eluted Baloon) atau tindakan jantung lainnya.
Baca juga: RSUP NTB targetkan bisa operasi bedah jantung secara mandiri 2024
Baca juga: Kemenkes dorong RSUD provinsi bisa lakukan bedah jantung terbuka
Dalam prosedur tersebut ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.
Teknik minimal invasif ini dapat menawarkan keuntungan seperti bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.
Baca juga: RS Adam Malik dibantu Arab Saudi sukses operasi jantung 25 anak
"Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan. Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja," kata dr Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD selaku dokter spesialis bedah toraks dan kardiak vaskular, subspesialis bedah jantung dewasa dalam siaran pers pada Senin.
Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan seperti penyumbatan pembuluh darah jantung, masalah katup jantung, lubang pada jantung, gangguan irama jantung, tumor jantung, pemasangan alat pacu jantung.
Operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal.
Baca juga: RSUD Doris Sylvanus laksanakan bedah jantung terbuka perdana
Proses pemulihan yang lebih cepat memungkinkan pasien untuk lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir tentang komplikasi jangka panjang.
Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital menghadirkan inovasi dalam penanganan masalah jantung dan pembuluh darah dengan memperkenalkan layanan Bedah Jantung Minimal Invasif yang dilakukan oleh dr Wirya.
Baca juga: RSUD Kanujoso Kaltim buka layanan bedah jantung terbuka
Bedah Jantung Minimal Invasif belum banyak dilakukan di Indonesia dan dirancang khusus untuk memberikan alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, dengan masa pemulihan yang lebih singkat. Prosedur ini juga membutuhkan pelatihan dan sertifikasi karena menggunakan teknik yang memerlukan keahlian khusus dari dokter operator.
Teknik bedah operasi by pass dan katup jantung minimal invasive merupakan salah satu layanan unggulan dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital selain tindakan medis intervensi jantung seperti pemasangan stent pada pembuluh darah jantung dan yang terbaru dengan menggunakan DEB (Drug Eluted Baloon) atau tindakan jantung lainnya.
Baca juga: RSUP NTB targetkan bisa operasi bedah jantung secara mandiri 2024
Baca juga: Kemenkes dorong RSUD provinsi bisa lakukan bedah jantung terbuka
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: