Volume air Bendungan Dawuhan di Madiun menyusut signifikan
2 September 2024 17:38 WIB
Kondisi Bendungan Dawuhan di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyusut signifikan seiring memasuki puncak musim kemarau di kisaran bulan Agustus dan September 2024. ANTARA/Louis Rika.
Madiun (ANTARA) - Volume air Bendungan Dawuhan di Desa Plumpungrejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menyusut signifikan akibat panjangnya hari tanpa hujan seiring memasuki puncak musim kemarau tahun 2024.
"Untuk volume waduk saat ini di angka 700 ribuan meter kubik dari volume normal 3,9 juta meter kubik," ujar Petugas Operasional Waduk Dawuhan Agung Wirasat di Madiun, Senin.
Baca juga: Volume air Waduk Dawuhan di Madiun menyusut 35 persen dari kapasitas
Menurut dia, penyusutan volume air waduk itu disebabkan karena memasuki puncak musim kemarau yang disertai dengan potensi kekeringan panjang dan hari tanpa hujan. Di wilayah Kabupaten Madiun, diketahui terjadi penurunan curah hujan sekitar bulan Mei lalu.
Meski menyusut, volume air saat ini masih bisa mengaliri kebutuhan irigasi pertanian petani setempat. Sesuai data, Waduk Dawuhan mengaliri seluas 1.273 hektare lahan pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Madiun, yakni Kecamatan Wonoasri, Madiun, dan Balerejo.
"Karena menyusut, penyaluran irigasi juga dikurangi menyesuaikan dengan volume air yang tersisa," katanya.
Jika melihat volume air yang tersisa, pihaknya memprediksi penutupan total akan dilakukan pada akhir bulan Oktober mendatang sebagai upaya untuk kepentingan pemeliharaan tubuh bendungan dan menghindari kerusakan bangunan.
Baca juga: Air waduk di Madiun menyusut 70 persen
Baca juga: PJT I dan Pemkab Madiun kerja sama pengelolaan wisata Waduk Bening
Ia menambahkan dengan jumlah volume air yang keluar setiap hari tersebut, diperkirakan sisa air yang ada tidak dapat mencukupi kebutuhan pengairan. Oleh sebab itu, pihaknya berharap petani bisa menghemat penggunaan air waduk.
Pihaknya bersama Dinas Pertanian setempat mengimbau agar para petani menanam palawija pada musim kemarau, karena kebutuhan airnya lebih sedikit dibandingkan padi dan juga untuk menghindari puso atau gagal panen.
"Untuk volume waduk saat ini di angka 700 ribuan meter kubik dari volume normal 3,9 juta meter kubik," ujar Petugas Operasional Waduk Dawuhan Agung Wirasat di Madiun, Senin.
Baca juga: Volume air Waduk Dawuhan di Madiun menyusut 35 persen dari kapasitas
Menurut dia, penyusutan volume air waduk itu disebabkan karena memasuki puncak musim kemarau yang disertai dengan potensi kekeringan panjang dan hari tanpa hujan. Di wilayah Kabupaten Madiun, diketahui terjadi penurunan curah hujan sekitar bulan Mei lalu.
Meski menyusut, volume air saat ini masih bisa mengaliri kebutuhan irigasi pertanian petani setempat. Sesuai data, Waduk Dawuhan mengaliri seluas 1.273 hektare lahan pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Madiun, yakni Kecamatan Wonoasri, Madiun, dan Balerejo.
"Karena menyusut, penyaluran irigasi juga dikurangi menyesuaikan dengan volume air yang tersisa," katanya.
Jika melihat volume air yang tersisa, pihaknya memprediksi penutupan total akan dilakukan pada akhir bulan Oktober mendatang sebagai upaya untuk kepentingan pemeliharaan tubuh bendungan dan menghindari kerusakan bangunan.
Baca juga: Air waduk di Madiun menyusut 70 persen
Baca juga: PJT I dan Pemkab Madiun kerja sama pengelolaan wisata Waduk Bening
Ia menambahkan dengan jumlah volume air yang keluar setiap hari tersebut, diperkirakan sisa air yang ada tidak dapat mencukupi kebutuhan pengairan. Oleh sebab itu, pihaknya berharap petani bisa menghemat penggunaan air waduk.
Pihaknya bersama Dinas Pertanian setempat mengimbau agar para petani menanam palawija pada musim kemarau, karena kebutuhan airnya lebih sedikit dibandingkan padi dan juga untuk menghindari puso atau gagal panen.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: