Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Indonesia Faisal Basri menyatakan optimis bakal calon presiden (capres) dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi) jika terpilih jadi presiden Indonesia, tidak mau tergoda untuk pragmatis atau bagi-bagi kue kekuasaan.
Faisal Basri mengemuakan hal itu dalam sebuah diskusi "Sarasehan Menilai Jokowi, Jokowi di Mata Intelektual", yang diadakan Komunitas Bulaksumur untuk Kemenangan (Blusukan) Jokowi, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu.
Oleh karena itu, Faisal mengajak masyarakat Indonesia mendukung pencalonan Joko Widodo sebagai presiden Indonesia dan mengawal program Jokowi jika kelak terpilih sebagai Presiden Indonesi.
Mantan Cagub DKI yang bersaing dengan Jokowi saat Pemilihan Gubernur DKI tahun 2012 itu mengatakan dirinya mendorong adanya norma perubahan, bukan hanya bagi-bagi kursi kepada Presiden mendatang.
Menurut Faisal, langkah Jokowi yang akan mendorong sistem presidensial berjalan dengan konsekuen, tak dikaburkan dengan praktik parlementer selama ini.
"Kalau DPR tidak menyetujui program saat Jokowi jadi presiden, rakyat nanti yang akan marah. Makanya saya harap rakyat tak hanya memilih saat pilpres, tapi kawal terus presidennya," katanya.
Faisal menambahkan, Jokowi adalah seorang yang berlatar belakang pengusaha dari bawah sehingga paham betul apa yang harus dilakukan untuk menggerakkan UKM.
Di tempat yang sama, Sosiolog Thamrin Amal Tomagola mengatakan bahawa Jokowi lahir dan dibesarkan di lingkungan bantaran kali di Solo, Jateng dan rumah orang tuanya beberapa kali digusur.
Oleh karena itu bisa dipahami ketika memimpin, Jokowi benar-benar turun ke rakyat, dan rakyat pun bisa melihat ketulusan di matanya secara langsung, katanya.(*)
Ekonom optimistis Jokowi tidak pragmatis
21 April 2014 00:17 WIB
Joko Widodo (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: