Nyon, Swiss (ANTARA News) - Asosiasi Sepakbola Eropa (UEFA) segera mengumumkan temuan investigasi keuangan yang disebut Financial Fair Play (FFP) terhadap 76 kesebelasan sepakbola Eropa pada bulan depan.

Dewan investigasi dari badan pengawas keuangan klub Eropa bertemu awal pekan ini untuk membahas 76 klub yang diduga melanggar aturan keuangan dan sedang di bawah pengawasan.

UEFA mulai menerapkan ketentuan Financial Fair Play (FFP) mulai 1 Juni 2011. Peraturan ini membatasi jumlah utang klub-klub di negara-negara anggota UEFA. Tujuannya jelas untuk menyehatkan klub-klub, karena klub yang punya utang melebihi ketentuan akan diberi tindakan sehingga tidak bisa berkompetisi di level tertentu.Penggagas FFP adalah Michael Platini, mantan striker dan manajer timnas Prancis, yang kini menjabat sebagai presiden UEFA. Dia menyebut komersialisasi kebablasan mengancam sepak bola sehingga FPP harus diterapkan.

Laporan tersebut mengklaim kesebelasan kaya, seperti Manchester City dan Paris Saint-Germain termasuk klub yang sedang diawasi.

Setiap klub yang ditemukan melanggar aturan UEFA akan menghadapi sanksi, termasuk larangan berlaga di kompetisi Eropa dan denda nominal yang besar.

FFP dikenalkan UEFA untuk mengatur klub dalam membatasi pengeluaran yang berlebihan dalam kompetisi Eropa.

Badan pengawas keuangan klub Eropa yang dipimpin mantan perdana menteri Belgia Jean-Luc Dehaene didirikan khusus untuk memantau lebih dalam masalah ini.

UEFA menegaskan temuan pertama mereka, berdasarkan rekening klub dari dua musim kompetisi terakhir akan diumumkan pada awal Mei.

"Dewan investigasi dari badan pengawas keuangan klub Eropa (CFCB) mengadakan pertemuan selama dua hari pada minggu lalu yang membahas penyelidikan berkaitan dengan FFP," demikian pernyataan resmi UEFA dilansir dari laman Fourfourtwo, Minggu (20/4).

Diumumkan pula, "Prosedur ini berlangsung dan setiap temuan dari penyelidikan dewan pengawas akan dipublikasikan setelah pertemuan berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada minggu pertama bulan Mei." (*)