MSP & IAF Bali
Puan serukan Parlemen RI dan Afrika lebih keras suarakan aspirasi
1 September 2024 12:38 WIB
Ketua DRP RI Puan Maharani (kelima dari kiri) bersama delegasi dari Afrika pada sesi pembukaan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) 2024 di kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024). ANTARA/Kuntum Riswan/am.
Bali (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menyerukan agar Parlemen di Republik Indonesia dan Afrika harus menyuarakan aspirasi rakyat yang diwakili secara lebih keras agar kemitraan kedua negara dapat menghasilkan hasil yang nyata bagi rakyat.
“Saya mengajak kita untuk menyuarakan lebih keras bahwa Parlemen akan berada di garda depan untuk memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan di Afrika, di Indonesia, dan di dunia,” kata Ketua DRP RI Puan Maharani saat membuka Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) 2024 di kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu.
Puan menuturkan bahwa pertemuan IAPF diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam hubungan negara-negara Afrika dengan Indonesia. Namun, nilai tambah tersebut hanya akan dapat dicapai jika Parlemen dapat memperkuat, dan tidak menduplikasi, kerja sama antar Pemerintah.
“Nilai tambah akan didapat jika kerja sama IAPF berkontribusi mewujudkan aspirasi rakyat di Afrika dan Indonesia untuk menikmati kehidupan yang lebih damai dan sejahtera. Mengingat berbagai krisis di dunia berdampak langsung bagi rakyat di negara kita, maka Parlemen perlu lebih aktif berkontribusi menyelesaikan berbagai persoalan global,” ucapnya.
Parlemen, lanjutnya, harus mendorong terciptanya perdamaian, menolak kekerasan, mengedepankan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan masalah antar negara. Termasuk di negara demokrasi, di mana parlemen turut berperan menentukan kebijakan suatu negara untuk memulai perang atau menempuh cara damai.
Mantan Menko PMK tersebut turut menekankan agar Indonesia dan Afrika selalu terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan penuh Palestina, menghentikan perang di Gaza, Ukraina, dan berbagai wilayah yang dilanda perang dan konflik.
“Demikian pula, merupakan suatu pilihan apakah kita akan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dan bukan zero-sum approach, atau memperkuat multilateralisme, dan bukannya melakukan kebijakan unilateral,” tambahnya.
Adapun IAPF diselenggarakan berkesinambungan dengan Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang digelar Pemerintah di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024. Forum tersebut akan dihadiri oleh sekitar 855 peserta dari berbagai negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri acara ini.
FTT Indonesia-Afrika juga diselenggarakan bersamaan dengan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-pihak (High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships), yang merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dan Bappenas. Total peserta diperkirakan mencapai 1.500 delegasi dari negara-negara Afrika serta negara Global South lainnya
Baca juga: Ketua DPR bangun hubungan parlemen Indonesia-Afrika lebih inklusif
Baca juga: Ketua DPR yakini IAPF tingkatkan nilai tambah hubungan RI-Afrika
“Saya mengajak kita untuk menyuarakan lebih keras bahwa Parlemen akan berada di garda depan untuk memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan di Afrika, di Indonesia, dan di dunia,” kata Ketua DRP RI Puan Maharani saat membuka Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) 2024 di kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu.
Puan menuturkan bahwa pertemuan IAPF diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam hubungan negara-negara Afrika dengan Indonesia. Namun, nilai tambah tersebut hanya akan dapat dicapai jika Parlemen dapat memperkuat, dan tidak menduplikasi, kerja sama antar Pemerintah.
“Nilai tambah akan didapat jika kerja sama IAPF berkontribusi mewujudkan aspirasi rakyat di Afrika dan Indonesia untuk menikmati kehidupan yang lebih damai dan sejahtera. Mengingat berbagai krisis di dunia berdampak langsung bagi rakyat di negara kita, maka Parlemen perlu lebih aktif berkontribusi menyelesaikan berbagai persoalan global,” ucapnya.
Parlemen, lanjutnya, harus mendorong terciptanya perdamaian, menolak kekerasan, mengedepankan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan masalah antar negara. Termasuk di negara demokrasi, di mana parlemen turut berperan menentukan kebijakan suatu negara untuk memulai perang atau menempuh cara damai.
Mantan Menko PMK tersebut turut menekankan agar Indonesia dan Afrika selalu terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan penuh Palestina, menghentikan perang di Gaza, Ukraina, dan berbagai wilayah yang dilanda perang dan konflik.
“Demikian pula, merupakan suatu pilihan apakah kita akan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dan bukan zero-sum approach, atau memperkuat multilateralisme, dan bukannya melakukan kebijakan unilateral,” tambahnya.
Adapun IAPF diselenggarakan berkesinambungan dengan Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang digelar Pemerintah di Nusa Dua, Bali, pada 1-3 September 2024. Forum tersebut akan dihadiri oleh sekitar 855 peserta dari berbagai negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menghadiri acara ini.
FTT Indonesia-Afrika juga diselenggarakan bersamaan dengan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-pihak (High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships), yang merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dan Bappenas. Total peserta diperkirakan mencapai 1.500 delegasi dari negara-negara Afrika serta negara Global South lainnya
Baca juga: Ketua DPR bangun hubungan parlemen Indonesia-Afrika lebih inklusif
Baca juga: Ketua DPR yakini IAPF tingkatkan nilai tambah hubungan RI-Afrika
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024
Tags: