Audi berhasil meraih kemenangan gemilang ketika menumbangkan wakil Irak, Sarah Al Hameed, dengan skor 129-127 pada Sabtu WIB.
Pertandingan nomor individu compound putri antara Audi melawan Sarah di Invalides, Paris, berjalan ketat pada tiga kesempatan seri pertama. Keduanya sama-sama mencatatkan 27 poin, dengan busur mengarah pada angka 8,9 dan 10.
Namun, situasi sempat tegang bagi Indonesia ketika Audi sempat kehilangan fokus pada kesempatan pertama seri kedua. Busurnya tidak menemui sasaran karena baru dilepaskan ketika waktu tersisa satu detik.
Situasi tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Sarah untuk mencatatkan 26 poin. Sementara Audi hanya sempat memperkecil jarak dengan 19 poin lewat dua kesempatan.
Dalam situasi tertinggal tujuh poin, Audi memperlihatkan mentalitas tinggi dan sukses mencatatkan 27 poin pada seri ketiga, 27 poin pada seri keempat dan 29 poin pada seri kelima.
Sementara Sarah yang sempat di atas angin justru berbalik kehilangan fokus. Sarah hanya mencatatkan 26 poin pada seri ketiga, 22 poin pada seri keempat dan 26 poin pada seri kelima. Audi pun menang dengan skor 129-127.
Kemenangan ini membuat Audi berhak melaju ke babak delapan besar dan akan berhadapan dengan wakil Turki, Oznur Cure Girdi pada Sabtu sore waktu Paris atau pukul 20.30 WIB.
Pelatih kepala para panahan Indonesia, Idya Putra Harjianto, mengapresiasi ketenangan Audi ketika wakil Irak sudah unggul pada seri kedua.
Baca juga: Paralimpiade hari pertama, tim boccia dan para panahan melaju mulus
Pertandingan ini juga tidak kalah dramatis dari duel Audi melawan Sarah. Ken sempat tertinggal 110-113 hingga seri keempat.
Ken membalikkan situasi setelah tiga busurnya mencatatkan 30 poin alias poin sempurna pada seri kelima. Sementara Patrick French justru kehilangan fokus dengan hanya mendapatkan 25 poin.
Idya Putra menyebut Ken sempat kesulitan karena hujan lebat yang mengguyur venue Invalides. Dia menyebut kemenangan ini menjadi pelajaran berharga menuju pertandingan selanjutnya.
"Ken kesusahan untuk membidik karena ada tetesan air hujan di scope-nya, namun Ken kemudian bisa come back di seri berikutnya dan memenangkan pertandingan ini," jelas Idya Putra.
Sementara itu, Ken Swagumilang menyebut timnya sudah mendapat informasi tentang potensi hujan saat pertandingan, tetapi tidak menyangka akan turun dengan deras. Strategi dari tim pelatih pada akhirnya ikut menentukan hasil akhir.
"Saya dengarkan arahan dari pelatih dan mulai memberanikan diri karena itu benar-benar spekulasi. Kita tidak tahu anak panahnya akan kena berapa kali tetes air dan berat anak panah itu jadi berapa," tutur Ken.
Ken pada akhirnya bersyukur tim para panahan Indonesia diberangkatkan lebih awal ke Paris. Adaptasi yang dilakukan sejak 5 Agustus lalu membuatnya lebih nyaman saat pertandingan.
"Itu salah satu hal positifnya karena selama pertandingan saya tidak merasa kedinginan walaupun mungkin suhunya antara 19 atau 20 derajat," ucap Ken.
Baca juga: Perubahan angin di Paris jadi tantangan atlet para panahan Indonesia
Baca juga: Saptoyogo raih medali perak di Paralimpiade Paris 2024