Polisi ungkap motif tersangka menganiaya siswa SMPN hinga tewas
30 Agustus 2024 23:11 WIB
Kapolres Sukabumi AKBP Samian didampingi pejabat Polres Sukabumi memberikan keterangan oada Jumat (30/8/2024) terkait kasus penganiayaan yang mengakibatkan seorang pelajar dari SMPN 1 Cicrug meninggal duinia. ANTARA/Aditya Rohman
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Polres Sukabumi mengungkap motif yang dilakukan dua oknum pelajar yang bersekolah di salah satu madrasah tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menganiaya pelajar SMPN 1 Cicurug hingga tewas pada Rabu (28/8).
"Hasil pemeriksaan terhadap kedua tersangka berinisial SM (16) dan BM (15) serta diperkuat sejumlah saksi, motif yang dilakukan terduga pelaku penganiayaan sehingga korban yang berinisial MG (15) tewas karena merasa dendam dan atas rasa solidaritas," kata Kapolres Sukabumi AKBP Samian di Sukabumi, Jumat.
Baca juga: P4OP periksa KJP Plus dua siswa terlibat kekerasan di Kalideres
Menurut Samian, aksi keji yang dilakukan oknum pelajar tersebut merupakan balas dendam karena sebelumnya ada rekan tersangka yang mengaku ditendang oleh oknum pelajar SMPN 1 Cicurug, sehingga SM dan BM bersama sejumlah rekannya janjian untuk melakukan aksi balas dendam secara acak kepada pelajar SMPN 1 Cicurug.
Kebetulan saat kejadian korban bersama lima rekannya yang pulang sekolah dengan berjalan kaki menuju rumahnya, sempat berpapasan dengan kelompok tersangka, karena jumlahnya lebih banyak MG bersama rekannya langsung bercerai berai dan melarikan diri.
Baca juga: Sudindik Jakpus minta guru perbanyak nilai kerohanian ke siswa
Korban yang dikejar kedua tersangka dengan menggunakan sepeda motor kemudian terjatuh tepatnya di Kampung Ciutara, RT 01/01, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug. Saat hendak bangkit, datanglah SM yang kemudian turun dari sepeda motor sembari menenteng celurit dan membacokkan senjata tajam tersebut ke arah punggung dan pinggang MG sehingga menimbulkan luka parah dan pendarahan hebat.
Di saat SM menganiaya korban, BM hanya menunggu di sepeda motor. Setelah melakukan aksi keji tersebut keduanya langsung melarikan diri. Sementara, korban tergeletak di jalan dalam kondisi kritis dan dievakuasi ke sebuah klinik namun karena lukanya parah akhirnya dirujuk ke RS Betha Medicare Cicurug, namun sayangnya korban meninggal saat sedang dalam perjalanan.
Baca juga: Pj. Gubernur Jabar minta MPLS siswa baru bersih dari kekerasan
Petugas dari Polsek Cicurug yang menerima laporan yang memburu para pelaku dan kurang dari delapan jam kedua terduga pelaku berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Cicurug.
"Dari hasil autopsi korban di RS Polri Keramat Jati, Jakarta korban mengalami luka sabetan senjata tajam di pinggang kiri dan punggung kiri. Luka yang akibat bacokan itu cukup dalam sehingga menyebabkan pendarahan hebat," tambahnya.
Baca juga: Wali Kota Jaktim ingatkan siswa tak melakukan "bullying" di sekolah
Di sisi lain, Samian mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama memberikan perlindungan terhadap para pelajar agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Khusus kepada awak media, ia pun meminta agar secara rutin memberikan informasi melalui berita terkait pencegahan kekerasan di kalangan pelajar, kenakalan remaja dan lainnya yang tujuannya untuk memberikan edukasi.
Baca juga: Memanfaatkan kedisabilitasan termasuk tindak kekerasan
Baca juga: Disdik: Tak ada kekerasan atas meninggalnya siswa SMAN Taruna Angkasa
Baca juga: Menhub kunjungi rumah duka siswa STIP korban senioritas
"Hasil pemeriksaan terhadap kedua tersangka berinisial SM (16) dan BM (15) serta diperkuat sejumlah saksi, motif yang dilakukan terduga pelaku penganiayaan sehingga korban yang berinisial MG (15) tewas karena merasa dendam dan atas rasa solidaritas," kata Kapolres Sukabumi AKBP Samian di Sukabumi, Jumat.
Baca juga: P4OP periksa KJP Plus dua siswa terlibat kekerasan di Kalideres
Menurut Samian, aksi keji yang dilakukan oknum pelajar tersebut merupakan balas dendam karena sebelumnya ada rekan tersangka yang mengaku ditendang oleh oknum pelajar SMPN 1 Cicurug, sehingga SM dan BM bersama sejumlah rekannya janjian untuk melakukan aksi balas dendam secara acak kepada pelajar SMPN 1 Cicurug.
Kebetulan saat kejadian korban bersama lima rekannya yang pulang sekolah dengan berjalan kaki menuju rumahnya, sempat berpapasan dengan kelompok tersangka, karena jumlahnya lebih banyak MG bersama rekannya langsung bercerai berai dan melarikan diri.
Baca juga: Sudindik Jakpus minta guru perbanyak nilai kerohanian ke siswa
Korban yang dikejar kedua tersangka dengan menggunakan sepeda motor kemudian terjatuh tepatnya di Kampung Ciutara, RT 01/01, Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug. Saat hendak bangkit, datanglah SM yang kemudian turun dari sepeda motor sembari menenteng celurit dan membacokkan senjata tajam tersebut ke arah punggung dan pinggang MG sehingga menimbulkan luka parah dan pendarahan hebat.
Di saat SM menganiaya korban, BM hanya menunggu di sepeda motor. Setelah melakukan aksi keji tersebut keduanya langsung melarikan diri. Sementara, korban tergeletak di jalan dalam kondisi kritis dan dievakuasi ke sebuah klinik namun karena lukanya parah akhirnya dirujuk ke RS Betha Medicare Cicurug, namun sayangnya korban meninggal saat sedang dalam perjalanan.
Baca juga: Pj. Gubernur Jabar minta MPLS siswa baru bersih dari kekerasan
Petugas dari Polsek Cicurug yang menerima laporan yang memburu para pelaku dan kurang dari delapan jam kedua terduga pelaku berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Cicurug.
"Dari hasil autopsi korban di RS Polri Keramat Jati, Jakarta korban mengalami luka sabetan senjata tajam di pinggang kiri dan punggung kiri. Luka yang akibat bacokan itu cukup dalam sehingga menyebabkan pendarahan hebat," tambahnya.
Baca juga: Wali Kota Jaktim ingatkan siswa tak melakukan "bullying" di sekolah
Di sisi lain, Samian mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama memberikan perlindungan terhadap para pelajar agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Khusus kepada awak media, ia pun meminta agar secara rutin memberikan informasi melalui berita terkait pencegahan kekerasan di kalangan pelajar, kenakalan remaja dan lainnya yang tujuannya untuk memberikan edukasi.
Baca juga: Memanfaatkan kedisabilitasan termasuk tindak kekerasan
Baca juga: Disdik: Tak ada kekerasan atas meninggalnya siswa SMAN Taruna Angkasa
Baca juga: Menhub kunjungi rumah duka siswa STIP korban senioritas
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: