Ganda putra Indonesia gagal ke final
17 April 2014 19:39 WIB
ilustrasi Pemain ganda putra Indonesia Angga Pratama (dua kanan) dan Rian Agung Saputro ketika menghadapi pasangan India Akshay Dewalkar - Pranaav Jerry Chopra dalam babak penyisishan grup Piala Sudirman di Stadion Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Senin (20/5). (ANTARA FOTO/Maha Eka Swasta) ()
Semarang (ANTARA News) - Ganda putra pasangan Clinton Hendrik Kudamassa/Muhammad Rian Ardianto gagal melangkah ke babak final kejuaraan bulu tangkis dunia junior setelah pada laga semifinal di Alor Setar, Malaysia, Kamis, dikalahkan pasangan Jepang Masahide Nakata/Kasuki Tamate.
Berdasarkan laman PBSI yang dipantau di Semarang, Kamis, menyebutkan, pasangan Indonesia ini kalah dengan rubber game dari pasangan Jepang 21-15,20-22, dan 18-21 dalam waktu 56 menit.
Pada game pertama dimenangkan Clinton/Rian tanpa harus bersusah payah dengan 21-15. Sedangkan pada game kedua, pertandingan kedua pasangan berlangsung sengit. Clinton/Rian sempat tertinggal 12-14 kemudian menyamakan menjadi 15-12 dan sempat memimpin perolehan angka menjadi 16-15.
Pada poin-[pin kritis, perolehan poin semakin ketat. Kedua pasangan terus berkejaran angka dari 16-16,17-17,18-18,19-19, dan 20-20, tetapi sayang pukulan Clinton/Rian dua kali menyangkut di net sehingga pasangan Jepang itu merebut game kedua dengan 22-20.
Pada game ketiga, Clinton/Rian tak dapat keluar dari tekanan dan banyak melakukan kesalahan sendiri terutama di depan net. Saat berhasil mendekati 18-20, service Clinton dinyatakan fault oleh hakim servis sehingga tiket ke final jatuh ke tangan pasangan Nakata/Tamate.
"Pada game kedua dan ketiga, pasangan Jepang mulai menerapkan permainan kencang dan cepat, kami terbawa dengan irama permaianan mereka. Pada game pertama, kami bisa menahan laju permanian mereka dan memegang kendali," kata Rian.
"Kami juga kalah pada permainan depan, mereka mungkin lebih siap dari kami. sebagai bahan evaluasi, kami harus tampil lebih sabar lagi," katanya.
"Kecewa juga sih service Clinton dinyatakan fault, tapi mau bagaimana lagi," katanya.
Muhammad Rian Adrianto masih berpeluang untuk melangkah ke babak final untuk nomor ganca campuran karena berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari juga melenggang ke semifinal dan akan menghadapi pasangan Korea selatan Park Kyung Hoon/Park Keun Hye.(*)
Berdasarkan laman PBSI yang dipantau di Semarang, Kamis, menyebutkan, pasangan Indonesia ini kalah dengan rubber game dari pasangan Jepang 21-15,20-22, dan 18-21 dalam waktu 56 menit.
Pada game pertama dimenangkan Clinton/Rian tanpa harus bersusah payah dengan 21-15. Sedangkan pada game kedua, pertandingan kedua pasangan berlangsung sengit. Clinton/Rian sempat tertinggal 12-14 kemudian menyamakan menjadi 15-12 dan sempat memimpin perolehan angka menjadi 16-15.
Pada poin-[pin kritis, perolehan poin semakin ketat. Kedua pasangan terus berkejaran angka dari 16-16,17-17,18-18,19-19, dan 20-20, tetapi sayang pukulan Clinton/Rian dua kali menyangkut di net sehingga pasangan Jepang itu merebut game kedua dengan 22-20.
Pada game ketiga, Clinton/Rian tak dapat keluar dari tekanan dan banyak melakukan kesalahan sendiri terutama di depan net. Saat berhasil mendekati 18-20, service Clinton dinyatakan fault oleh hakim servis sehingga tiket ke final jatuh ke tangan pasangan Nakata/Tamate.
"Pada game kedua dan ketiga, pasangan Jepang mulai menerapkan permainan kencang dan cepat, kami terbawa dengan irama permaianan mereka. Pada game pertama, kami bisa menahan laju permanian mereka dan memegang kendali," kata Rian.
"Kami juga kalah pada permainan depan, mereka mungkin lebih siap dari kami. sebagai bahan evaluasi, kami harus tampil lebih sabar lagi," katanya.
"Kecewa juga sih service Clinton dinyatakan fault, tapi mau bagaimana lagi," katanya.
Muhammad Rian Adrianto masih berpeluang untuk melangkah ke babak final untuk nomor ganca campuran karena berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari juga melenggang ke semifinal dan akan menghadapi pasangan Korea selatan Park Kyung Hoon/Park Keun Hye.(*)
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: