"Aku ingin jadi direktur dari kecil. Aku ingin jadi bos cewek. Aku juga
belajar properti tujuh tahun. Dan (sekarang) aku menjadi Director of
Communication sebuah perusahaan properti besar di Serpong," ujar
perempuan 30 tahun ini.
Selain
menjadi Director of Communication di perusahaan properti di Serpong, saat ini ia
juga menjadi komisaris untuk sebuah proyek hotel di Bali.
"Aku
(belajar) properti juga jualan. Aku mikir kalau aku punya (perusahaan)
sendiri lumayan nih. Cuman uang pribadi enggak sebanyak uang orang, jadi
aku kerjasama sama developer, kita partneran di Bali. Kita bikin hotel
dan apartemen di sana," jelasnya bersemangat.
"Di
Indonesia jualan rumah tuh kayak kacang goreng. Baru tanah aja dan baru
ada konsep itu udah laku," jelas Sandra tentang keuntungannya berbisnis
properti.
Ia
memilih terjun ke dunia properti, karena merasa jika ia merugi di dunia
properti tidak akan sebesar saat ia merugi di bisnis kuliner. Harga
properti yang terus meningkat setiap waktunya juga menjadi salah satu
pertimbangan Sandra untuk terjun ke dunia ini.
Bisnis properti ini diakuinya untuk modal masa depannya kelak.
Sandra
yang berprofesi sebagai pesionetron, model, dan saat ini menggeluti
bisnis properti memang merasa bahwa pekerjaannya saat ini sangat banyak
dan menyita waktunya. Namun ia tetap merasa senang untuk menjalaninya.
"Cuman aku happy-happy aja ngejalaninya. Aku tuh orangnya banyak keinginan tapi enggak mau pusing," tutup Sandra.