Bulog targetkan 1,2 juta ton beras impor tiba sebelum Desember
30 Agustus 2024 19:16 WIB
Petani memanen padi di areal sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom/pri.
Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog akan mengimpor beras lagi sebanyak 1,2 juta ton tahun ini untuk menambal penurunan produksi beras sekaligus menjaga stabilitas stok dan harga beras di dalam negeri.
Dalam diskusi media di Jakarta, Jumat, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, impor beras sebanyak 1,2 juta ton itu diharapkan dapat terealisasi sepenuhnya dan tiba sebelum Desember 2024.
Bulog mendapatkan persetujuan pemerintah untuk mengimpor 3,6 juta ton beras pada tahun ini. Dari jumlah itu, realisasinya hingga Juli 2024 sudah mencapai 2,4 juta ton, sehingga masih ada 1,2 juta ton kuota beras impor yang belum terealisasi.
Bayu mengatakan, Bulog saat ini tengah menyelesaikan kontrak impor beras sekitar 300.000 ton.
“Sehingga sisanya ada 900.000 ton lagi (yang belum terkontrak) dari total target 3,6 juta ton. Kami berharap semua bisa masuk sebelum Desember,” ucapnya.
Beras impor itu akan dijadikan cadangan beras pemerintah (CBP), termasuk untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dijual Rp12.500 per kg.
Bayu lebih lanjut mengatakan bahwa ketersediaan beras saat ini cukup aman. Bulog memiliki stok beras sekitar 1,5 juta ton, termasuk dari serapan pengadaan beras dalam negeri yang kini sudah mencapai 900.000 ton.
“Kami melihat ada prospek untuk melakukan pengadaan beras dalam negeri dalam satu sampai dua bulan ke depan, terutama pada September nanti,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada 2023 turun 1,39 persen, dari 31,54 juta ton pada 2022 menjadi 31,10 juta ton pada 2023.
BPS mencatat produksi beras di Indonesia terus menurun yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti krisis iklim, makin berkurangnya lahan pertanian dan kondisi tanah serta akses pengairan. Produksi padi pada periode Januari-April 2024 turun 17,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 22,55 juta ton.
Sementara itu, merujuk data Kerangka Sampel Area BPS, produksi beras pada Januari-Agustus 2024 diperkirakan mencapai 21,38 juta ton, lebih rendah 2,25 juta ton dari periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan Statistik Konsumsi Pangan 2023 yang diterbitkan Kementerian Pertanian, konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia pada 2023 mencapai 80,905 kg per kapita per tahun. Artinya, rata-rata setiap orang di Indonesia mengonsumsi 0,222 kg beras per hari.
Baca juga: Anggota DPR minta aparat penegak hukum usut "mark up" imporberas
Baca juga: Bulog sebut jadi korban tuduhan "mark up" beras impor tanpafakta
Baca juga: Dirut Bulog sebut "demurrage" impor beras karena faktor cuaca
Dalam diskusi media di Jakarta, Jumat, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, impor beras sebanyak 1,2 juta ton itu diharapkan dapat terealisasi sepenuhnya dan tiba sebelum Desember 2024.
Bulog mendapatkan persetujuan pemerintah untuk mengimpor 3,6 juta ton beras pada tahun ini. Dari jumlah itu, realisasinya hingga Juli 2024 sudah mencapai 2,4 juta ton, sehingga masih ada 1,2 juta ton kuota beras impor yang belum terealisasi.
Bayu mengatakan, Bulog saat ini tengah menyelesaikan kontrak impor beras sekitar 300.000 ton.
“Sehingga sisanya ada 900.000 ton lagi (yang belum terkontrak) dari total target 3,6 juta ton. Kami berharap semua bisa masuk sebelum Desember,” ucapnya.
Beras impor itu akan dijadikan cadangan beras pemerintah (CBP), termasuk untuk beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dijual Rp12.500 per kg.
Bayu lebih lanjut mengatakan bahwa ketersediaan beras saat ini cukup aman. Bulog memiliki stok beras sekitar 1,5 juta ton, termasuk dari serapan pengadaan beras dalam negeri yang kini sudah mencapai 900.000 ton.
“Kami melihat ada prospek untuk melakukan pengadaan beras dalam negeri dalam satu sampai dua bulan ke depan, terutama pada September nanti,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada 2023 turun 1,39 persen, dari 31,54 juta ton pada 2022 menjadi 31,10 juta ton pada 2023.
BPS mencatat produksi beras di Indonesia terus menurun yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti krisis iklim, makin berkurangnya lahan pertanian dan kondisi tanah serta akses pengairan. Produksi padi pada periode Januari-April 2024 turun 17,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 22,55 juta ton.
Sementara itu, merujuk data Kerangka Sampel Area BPS, produksi beras pada Januari-Agustus 2024 diperkirakan mencapai 21,38 juta ton, lebih rendah 2,25 juta ton dari periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan Statistik Konsumsi Pangan 2023 yang diterbitkan Kementerian Pertanian, konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia pada 2023 mencapai 80,905 kg per kapita per tahun. Artinya, rata-rata setiap orang di Indonesia mengonsumsi 0,222 kg beras per hari.
Baca juga: Anggota DPR minta aparat penegak hukum usut "mark up" imporberas
Baca juga: Bulog sebut jadi korban tuduhan "mark up" beras impor tanpafakta
Baca juga: Dirut Bulog sebut "demurrage" impor beras karena faktor cuaca
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: