NasDem: Kehadiran Paus jadi contoh nyata semangat persaudaraan
30 Agustus 2024 18:46 WIB
DPP Partai NasDem menggelar dialog dengan pers menjelang kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (30/8/2024). ANTARA/Nadia Putri Rahmani.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP Partai NasDem Suyoto mengatakan bahwa kehadiran Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi contoh nyata dari semangat persaudaraan.
“Kehadiran beliau itu (Paus Fransiskus) menjadi contoh nyata dari semangat persaudaraan, kemanusiaan yang bersifat universal,” kata Suyoto di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, semangat-semangat kemanusiaan yang dimiliki oleh Paus memiliki kemiripan dengan nilai-nilai kebhinnekaan dalam Pancasila.
“Paus ini dalam catatan saya selalu mendorong adanya perdamaian dan dialog antaragama. Yang kedua, Paus sangat peduli dengan lingkungan hidup,” ucapnya.
Baca juga: KWI: Paus Fransiskus bawa misi kemanusiaan ke Indonesia
Menurut dia, Paus Fransiskus sangat peduli dengan pentingnya memartabatkan dan memanusiakan manusia serta menolak keras kekerasan.
“Itulah yang kita saksikan kenapa Paus minta ada penghentian perang di berbagai tempat,” ucapnya.
Selain itu, Paus sangat menekankan pentingnya keluarga dan peranannya sebagai inti dari masyarakat. Terakhir, Paus mengajarkan keterbukaan dan inklusivitas serta mengajarkan kasih dan pengampunan.
“Saya masih ingat ketika Paus misalnya mengatakan bahwa Allah itu bukan hanya tuhannya orang Katolik, tapi adalah Tuhan seluruh siapa pun yang mengimaninya. Ini kan menggambarkan gambaran universal yang luar biasa,” ucapnya.
Baca juga: Presiden Jokowi berharap diskusi perdamaian dengan Paus Fransiskus
Ia meyakini kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia akan memperkuat semangat toleransi, kerukunan, dan persatuan di antara berbagai komunitas di Indonesia.
“Kami mengajak agar semua pihak menjadikan momentum kehadiran Paus ini sekaligus penguatan tali persaudaraan, momen untuk melakukan refleksi sosial dan tekad bagi terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.
Diketahui, Paus Fransiskus dijadwalkan akan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, pada tanggal 2-13 September 2024.
Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik yaitu pada 3 sampai dengan 6 September 2024.
Baca juga: Dubes: Kunjungan Paus Fransiskus untuk apresiasi kebebasan beragama
Setelah itu, Paus melanjutkan kunjungan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo dari 6-9 September 2024, Dili (Timor Leste) dari 9-11 September 2024, dan Singapura dari 11-13 September 2024.
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Indonesia pada 3 September 2024 siang. Lalu, keesokan harinya atau pada 4 September 2024, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan dilanjutkan pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia.
“Kehadiran beliau itu (Paus Fransiskus) menjadi contoh nyata dari semangat persaudaraan, kemanusiaan yang bersifat universal,” kata Suyoto di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, semangat-semangat kemanusiaan yang dimiliki oleh Paus memiliki kemiripan dengan nilai-nilai kebhinnekaan dalam Pancasila.
“Paus ini dalam catatan saya selalu mendorong adanya perdamaian dan dialog antaragama. Yang kedua, Paus sangat peduli dengan lingkungan hidup,” ucapnya.
Baca juga: KWI: Paus Fransiskus bawa misi kemanusiaan ke Indonesia
Menurut dia, Paus Fransiskus sangat peduli dengan pentingnya memartabatkan dan memanusiakan manusia serta menolak keras kekerasan.
“Itulah yang kita saksikan kenapa Paus minta ada penghentian perang di berbagai tempat,” ucapnya.
Selain itu, Paus sangat menekankan pentingnya keluarga dan peranannya sebagai inti dari masyarakat. Terakhir, Paus mengajarkan keterbukaan dan inklusivitas serta mengajarkan kasih dan pengampunan.
“Saya masih ingat ketika Paus misalnya mengatakan bahwa Allah itu bukan hanya tuhannya orang Katolik, tapi adalah Tuhan seluruh siapa pun yang mengimaninya. Ini kan menggambarkan gambaran universal yang luar biasa,” ucapnya.
Baca juga: Presiden Jokowi berharap diskusi perdamaian dengan Paus Fransiskus
Ia meyakini kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia akan memperkuat semangat toleransi, kerukunan, dan persatuan di antara berbagai komunitas di Indonesia.
“Kami mengajak agar semua pihak menjadikan momentum kehadiran Paus ini sekaligus penguatan tali persaudaraan, momen untuk melakukan refleksi sosial dan tekad bagi terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.
Diketahui, Paus Fransiskus dijadwalkan akan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, pada tanggal 2-13 September 2024.
Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik yaitu pada 3 sampai dengan 6 September 2024.
Baca juga: Dubes: Kunjungan Paus Fransiskus untuk apresiasi kebebasan beragama
Setelah itu, Paus melanjutkan kunjungan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo dari 6-9 September 2024, Dili (Timor Leste) dari 9-11 September 2024, dan Singapura dari 11-13 September 2024.
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Indonesia pada 3 September 2024 siang. Lalu, keesokan harinya atau pada 4 September 2024, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan dilanjutkan pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: