Sekjen MPR: Pustakawan harus punya "personal branding" agar dikenali
29 Agustus 2024 20:56 WIB
Sekjen MPR RI Siti Fauziah saat Seminar Perpustakaan MPR dengan tema "Membangun Personal Branding Pustakawan Di Era Digital" di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (ANTARA/HO-MPR)
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah mengungkapkan bahwa membangun personal branding bagi seorang pustakawan menjadi sangat penting, sebab akan mampu membangun citra positif perpustakaan di mata pemustaka hingga menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi yang dipercaya dan dihormati.
"Selain itu, pustakawan akan lebih mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat serta akan dijadikan sebagai sumber informasi yang terpercaya dan profesional," kata Siti Fauziah dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan hal itu dalam Seminar Perpustakaan MPR dengan tema "Membangun Personal Branding Pustakawan Di Era Digital" di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen.
Menurutnya, personal branding menjadi satu keniscayaan yang harus ada dan menyatu dalam diri pustakawan, khususnya di era modernisasi digital yang serba cepat dan efisien. Dia menilai di era digital ini sudah sangat jarang terjadinya peminjaman buku di perpustakaan dengan sistem manual.
Baca juga: Indonesia berbagi praktik baik peran perpustakaan dalam pembangunan
Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan harus jadi pusat kegiatan masyarakat inklusif
"Kini semuanya berubah mengikuti perkembangan zaman. Di era digital ini, seluruh isi perpustakaan berada di genggaman tangan, melalui smart phone atau gawai yang dimiliki," kata dia.
Untuk itu, menurutnya, saat ini peran pustakawan tidak lagi terbatas pada pengelolaan buku atau sumber daya informasi fisik saja. Dia mengatakan kini pustakawan dihadapkan pada tantangan untuk menjadi fasilitator informasi yang aktif, inovatif dan dapat dipercaya.
"Melihat fakta itu, para pustakawan harus mengikuti agar tidak tertinggal. Di era ini, memunculkan personal branding menjadi satu kebutuhan dan hal yang tidak bisa diabaikan,” katanya.
Namun, menurutnya, membangun personal branding bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam waktu semalam saja. Menurutnya, hal itu adalah proses yang membutuhkan waktu konsistensi dan dedikasi.
"Kita ingin menciptakan sebuah forum dimana para pustakawan dapat bertukar ide, pengalaman dan pengetahuan terkait pengembangan diri di era digital,” kata dia.
"Selain itu, pustakawan akan lebih mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat serta akan dijadikan sebagai sumber informasi yang terpercaya dan profesional," kata Siti Fauziah dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan hal itu dalam Seminar Perpustakaan MPR dengan tema "Membangun Personal Branding Pustakawan Di Era Digital" di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen.
Menurutnya, personal branding menjadi satu keniscayaan yang harus ada dan menyatu dalam diri pustakawan, khususnya di era modernisasi digital yang serba cepat dan efisien. Dia menilai di era digital ini sudah sangat jarang terjadinya peminjaman buku di perpustakaan dengan sistem manual.
Baca juga: Indonesia berbagi praktik baik peran perpustakaan dalam pembangunan
Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan harus jadi pusat kegiatan masyarakat inklusif
"Kini semuanya berubah mengikuti perkembangan zaman. Di era digital ini, seluruh isi perpustakaan berada di genggaman tangan, melalui smart phone atau gawai yang dimiliki," kata dia.
Untuk itu, menurutnya, saat ini peran pustakawan tidak lagi terbatas pada pengelolaan buku atau sumber daya informasi fisik saja. Dia mengatakan kini pustakawan dihadapkan pada tantangan untuk menjadi fasilitator informasi yang aktif, inovatif dan dapat dipercaya.
"Melihat fakta itu, para pustakawan harus mengikuti agar tidak tertinggal. Di era ini, memunculkan personal branding menjadi satu kebutuhan dan hal yang tidak bisa diabaikan,” katanya.
Namun, menurutnya, membangun personal branding bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam waktu semalam saja. Menurutnya, hal itu adalah proses yang membutuhkan waktu konsistensi dan dedikasi.
"Kita ingin menciptakan sebuah forum dimana para pustakawan dapat bertukar ide, pengalaman dan pengetahuan terkait pengembangan diri di era digital,” kata dia.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: