New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena data menunjukkan tingkat inflasi Amerika Serikat meningkat pada Maret.

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,2 persen pada Maret disesuaikan secara musiman, kata Departemen Tenaga Kerja. Tingkat inflasi pada Februari adalah 0,1 persen, lapor Xinhua.

Para analis yakin data tersebut menambah lebih banyak tanda-tanda permintaan konsumen yang lebih besar dan mengurangi kekhawatiran bahwa laju inflasi terlalu jauh di bawah target Federal Reserve sebesar 2,0 persen.

Sementara itu, keyakinan kepercayaan pengembang AS di pasar untuk bangunan baru, rumah keluarga tunggal, naik tipis satu poin menjadi 47 pada April dari revisi turun 46 pada Maret, menurut Indeks Pasar Perumahan terbaru oleh National Association of Home Builders/Wells Fargo.

Dolar AS menguat di sesi sebelumnya, didorong oleh data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan. Departemen Perdagangan pada Senin mengatakan penjualan ritel AS meningkat 1,1 persen pada Maret, kenaikan terbesar dalam satu setengah tahun.

Selain itu, euro berada di bawah tekanan setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan pada akhir pekan bahwa "penguatan lebih lanjut dari nilai tukar akan membutuhkan stimulus lagi."

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,3809 dolar dari 1,3821 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris turun menjadi 1,6703 dolar dari 1,6727 dolar. Dolar Australia merosot menjadi 0,9355 dolar dari 0,9413 dolar.

Dolar dibeli 101,83 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,72 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik ke 0,8804 franc Swiss dari 0,8797 franc Swiss dan naik ke 1,0981 dolar Kanada dari 1,0962 dolar Kanada pada sesi sebelumnya.





Penerjemah: Apep Suhendar