"Kami memberikan apresiasi terhadap para peternak sapi perah lokal yang telah bermitra dan berkontribusi dalam pengadaan pasokan bahan baku berkualitas untuk memenuhi kebutuhan produksi Garudafood," ujar Direktur Garudafood Johannes Setiadharma sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Johannes melihat adanya potensi yang masih besar dalam menumbuhkan industri pengolahan susu serta pengembangan usaha peternakan sapi perah di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi susu segar di Indonesia mencapai 968.980 ton pada 2022, atau setara 20 persen dari kebutuhan nasional yang sebesar 4,4 juta ton.
Sehingga, sebanyak 80 persen sisanya masih harus dipenuhi melalui impor.
Baca juga: Mulia Boga Raya bagikan dividen Rp79,5 miliar
Baca juga: Garudafood sepakat bagikan dividen Rp331,92 miliar
Johannes menyampaikan apresiasi kepada para mitra koperasi dan kelompok peternak sapi perah lokal yang menandai satu dekade terjalinnya kerja sama kemitraan dengan Garudafood.
"Melalui kemitraan peternak sapi perah yang telah kami jalin sejak 2015, kami tidak hanya berkomitmen untuk menjamin pasokan yang berkelanjutan, serta menjaga keamanan dan kualitas produk, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga peternak," ujar Johannes.
Pihaknya berharap kemitraan ini dapat mendorong peningkatan mata pencaharian, pemberdayaan peternak rakyat, dan pengembangan koperasi kelompok ternak yang tersebar di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sesuai dengan konsep Creating Shared Value (CSV) yang telah diterapkan.
Sampai tahun 2023, jaringan kemitraan perseroan telah mencapai lebih dari 3.500 peternak sapi perah, dengan total nilai pembelian menyentuh lebih dari 15.500 ton susu segar.
Upaya tersebut sesuai dengan misi pemerintah untuk meningkatkan jumlah dan produksi susu sapi perah, perseroan sejak 2015 melakukan program kemitraan dengan beberapa peternak sapi perah guna memenuhi kebutuhan bahan baku susu segar.
Dalam kemitraan ini, perseroan berperan dalam mendukung peningkatan pasokan susu segar lokal dengan menjamin ketersediaan pasar, kepastian harga yang kompetitif dan memberikan penyuluhan.
Lebih lanjut, perseroan juga menyediakan fasilitas produksi, termasuk sistem pendingin, genset, dan milk can untuk meningkatkan keamanan, kualitas dan kebersihan bahan baku.
Dalam kesempatan sama, salah satu mitra susu sapi perah yaitu Drajat Tri Wibowo (34) mengatakan program kemitraan Garudafood merupakan kolaborasi yang mendukung usaha satu sama lain.
“Dari kemitraan yang terjalin selama ini, kami memperoleh kepastian harga yang kompetitif, pelatihan tentang praktik budi daya dan pengelolaan susu segar yang baik, pendampingan teknis, fasilitas seperti cooling tank (unit pendingin) serta pakan sapi berkelanjutan dari produk samping Garudafood. Hari ini, kami juga menerima langsung 'milk can' yang bermanfaat untuk menjaga keamanan, kualitas, dan kebersihan susu,” ujar Drajat.
Selama semester I- 2024, Garudafood membukukan pertumbuhan laba 20 persen year on year (yoy) menjadi Rp258 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp215 miliar.
Pertumbuhan laba perseroan sejalan dengan penjualan bersih pada semester I-2024 yang naik 9,3 persen (yoy) menjadi Rp5,7 triliun.
Baca juga: Garudafood kelola maggot jadi peluang bisnis
Baca juga: Garudafood bangun PLTS Atap potensi serap 1.000 ton karbon per tahun