Mendes: Kerja sama antardesa tak boleh dibatasi hal bersifat geografis
29 Agustus 2024 17:49 WIB
Tangkapan layar - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dalam Forum Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia 2024 serta ASEAN Village Network (AVN) Ke-2 di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (29/8/2024). ANTARA/Tri Meilani Ameliya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengingatkan bahwa kerja sama antardesa tidak boleh dibatasi oleh hal-hal yang bersifat geografis.
"Kita selalu bicara kerja sama antardesa Indonesia, yang selalu saya katakan, tidak boleh ada pembatasan-pembatasan yang bersifat geografis," ujar Mendes PDTT yang akrab disapa Gus Halim dalam Forum Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia 2024 serta ASEAN Village Network (AVN) Ke-2 di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Kemendes PDTT.
Ia menjelaskan hal yang bersifat geografis itu terkait dengan letak desa. Gus Halim mengatakan kerja sama antardesa boleh dilakukan menjangkau desa dalam jarak yang jauh sekalipun.
Baca juga: Mendes PDT: "ASEAN Rural Culture Expo" pamerkan produk UMKM
"Artinya, desa di Papua sangat dimungkinkan untuk melakukan kerja sama dengan desa di Aceh. Desa di Kalimantan diharapkan bisa berjejaring dalam melakukan upaya percepatan pembangunan dengan desa yang ada di Sumatera Utara, dan begitu seterusnya," ucap dia.
Hal tersebut, kata Gus Halim, didasarkan pada hakikat kerja sama antardesa yang bertujuan membangun jejaring desa-desa di Indonesia sehingga tidak boleh dibatasi oleh batasan geografis.
"Jadi, tidak boleh dibatasi oleh batasan-batasan geografis, tapi lebih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan yang sama, kebutuhan-kebutuhan yang bisa disinergikan dengan target utama, tidak lain adalah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia pada level desa," ucapnya.
Baca juga: Kemendagri optimalisasi kerja sama desa untuk percepat pembangunan
Begitu pula di tingkat ASEAN, Gus Halim berharap melalui Forum Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication Indonesia 2024 serta ASEAN Village Network Ke-2, desa-desa di Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan desa-desa di Malaysia, Singapura, Kamboja, Jepang, dan negara ASEAN lainnya.
"Harapan kita adalah terbangun sebuah sinergi kerja sama antara desa di Indonesia, desa di Malaysia, desa di Singapura kalau ada, desa di Thailand, desa di Kamboja, desa di Filipina, desa di Jepang, dan seterusnya, sehingga tidak lagi ada batasan-batasan geografis, bukan hanya pada level lokal, tapi juga pada level regional," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.
Baca juga: Kemendes harap SOMRDPE dan AVN jadi inspirasi bangun desa di ASEAN
"Kita selalu bicara kerja sama antardesa Indonesia, yang selalu saya katakan, tidak boleh ada pembatasan-pembatasan yang bersifat geografis," ujar Mendes PDTT yang akrab disapa Gus Halim dalam Forum Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia 2024 serta ASEAN Village Network (AVN) Ke-2 di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Kemendes PDTT.
Ia menjelaskan hal yang bersifat geografis itu terkait dengan letak desa. Gus Halim mengatakan kerja sama antardesa boleh dilakukan menjangkau desa dalam jarak yang jauh sekalipun.
Baca juga: Mendes PDT: "ASEAN Rural Culture Expo" pamerkan produk UMKM
"Artinya, desa di Papua sangat dimungkinkan untuk melakukan kerja sama dengan desa di Aceh. Desa di Kalimantan diharapkan bisa berjejaring dalam melakukan upaya percepatan pembangunan dengan desa yang ada di Sumatera Utara, dan begitu seterusnya," ucap dia.
Hal tersebut, kata Gus Halim, didasarkan pada hakikat kerja sama antardesa yang bertujuan membangun jejaring desa-desa di Indonesia sehingga tidak boleh dibatasi oleh batasan geografis.
"Jadi, tidak boleh dibatasi oleh batasan-batasan geografis, tapi lebih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan yang sama, kebutuhan-kebutuhan yang bisa disinergikan dengan target utama, tidak lain adalah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia pada level desa," ucapnya.
Baca juga: Kemendagri optimalisasi kerja sama desa untuk percepat pembangunan
Begitu pula di tingkat ASEAN, Gus Halim berharap melalui Forum Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication Indonesia 2024 serta ASEAN Village Network Ke-2, desa-desa di Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan desa-desa di Malaysia, Singapura, Kamboja, Jepang, dan negara ASEAN lainnya.
"Harapan kita adalah terbangun sebuah sinergi kerja sama antara desa di Indonesia, desa di Malaysia, desa di Singapura kalau ada, desa di Thailand, desa di Kamboja, desa di Filipina, desa di Jepang, dan seterusnya, sehingga tidak lagi ada batasan-batasan geografis, bukan hanya pada level lokal, tapi juga pada level regional," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.
Baca juga: Kemendes harap SOMRDPE dan AVN jadi inspirasi bangun desa di ASEAN
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: