Jakarta (ANTARA News) - Prediksi perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei pada Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April lalu tidak mencapai target 27,02 persen, PDIP itu hanya mampu meraih suara di kisaran 19 persen secara nasional.

Direktur eksekutif Cirus Surveyor Group Andrinof Chaniago mengatakan, PDIP gagal mewujudkan potensi Bakal Calon Presiden (capres) dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) efek untuk meraih hasil yang optimal pada Pileg lalu.

"Potensi Jokowi efek itu ada, tapi tidak dikelola, tidak dimanfaatkan. Potensi itu gagal diwujudkan untuk meraih hasil yang optimal," kata Andrinof saat berbicara dalam diskusi publik bertajuk "Mengapa Efek Jokowi Tidak Dimaksimalkan?" di Jakarta, Selasa.

Hasil perolehan Pileg lalu, kata Andrinof, sekaligus membuktikan bahwa lawan-lawan politik PDIP berhasil menggagalkan potensi Jokowi efek guna memaksimalkan dukungan untuk partai politik (parpol) mereka masing-masing.

Direktur eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyatakan senada bahwa hasil-hasil survei yang dilakukan lembaganya maupun lembaga survei lain dalam waktu yang berbeda sebelum Pileg 9 April 2014, menunjukkan adanya efek Jokowi. Namun, ternyata PDIP tidak mampu memaksimalkan potensi efek tersebut.

Meski PDIP telah mendeklarasikan Jokowi sebagai capres beberapa hari sebelum dimulainya kampanye Pileg, namun PDIP tidak memberikan peluang lebih besar kepada Jokowi untuk berkreasi guna mendulang suara lebih banyak.

Political citizenship yang menjadi ciri Jokowi tak dikelola secara maksimal, melainkan yang muncul birokratisasi Jokowi, katanya.(*)