NOAA deteksi tujuh titik panas di Sumatera
15 April 2014 02:15 WIB
Hutan Riau Kembali Terbakar. Kepulan asap membungbung tinggi dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pelalawan, Riau, Rabu (26/3). Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau kembali marak yang mengakibatkan beberapa wilayah di Riau kembali diselimuti kabut asap. (ANTARA FOTO/Taufan Razzak) ()
Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18 milik Amerika Serikat mendeteksi adanya tujuh titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera.
"Itu merupakan data yang diperoleh pada Senin (14/4)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau lewat surat elektronik yang diterima di Pekanbaru, Senin malam.
Empat "hotspot" menurut data BPBD, terdeteksi berada di Provinsi Riau yang tersebar di Kabupaten Pelalawan dan Kampar.
Dua diantaranya berada di Pelalawan tepatnya di Desa Segati, Kecamatan Langgam dan satu lagi berada di Desa Pangkalan Lesung, Kecamatan Pangalan Lesung.
Sementara dua lainnya yang berada di Kampar, satu diantaranya berada di Desa Sungai Sarik, Kecamatan Kampar Kiri, dan satu lagi di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampar Timur.
Titik panas tersebut diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang berpotensi menyebabkan polusi kabut asap. (FZR/A039)
"Itu merupakan data yang diperoleh pada Senin (14/4)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau lewat surat elektronik yang diterima di Pekanbaru, Senin malam.
Empat "hotspot" menurut data BPBD, terdeteksi berada di Provinsi Riau yang tersebar di Kabupaten Pelalawan dan Kampar.
Dua diantaranya berada di Pelalawan tepatnya di Desa Segati, Kecamatan Langgam dan satu lagi berada di Desa Pangkalan Lesung, Kecamatan Pangalan Lesung.
Sementara dua lainnya yang berada di Kampar, satu diantaranya berada di Desa Sungai Sarik, Kecamatan Kampar Kiri, dan satu lagi di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampar Timur.
Titik panas tersebut diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang berpotensi menyebabkan polusi kabut asap. (FZR/A039)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: