Pertemuan itu menghadirkan pengambil kebijakan level atas sejumlah RS di Indonesia bersama para mitra di Asia dan sekitarnya, membahas beberapa faktor seperti meningkatnya populasi lansia, kekurangan tenaga medis, kebutuhan terhadap akses kesehatan yang terus meningkat dan serta meningkatnya biaya operasional.
Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), drg. Iing Ichsan Hanafi pada pembukaan HMA di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu, mengatakan transformasi layanan kesehatan merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama.
"Kami bangga dapat bermitra dengan Hospital Management Asia 2024, di mana melalui kemitraan ini kita tidak hanya menunjukkan kesiapan Indonesia dalam melakukan transformasi di bidang kesehatan, tetapi juga menjadi tuan rumah bagi acara bertaraf internasional yang menyatukan para pemimpin dunia di industri ini," katanya.
Dia mengatakan Indonesia sendiri tengah bergerak maju dalam mewujudkan transformasi kesehatan. Dan ia optimistis pertemuan tersebut dapat menjadi sharing penting bagi seluruh pemangku kepentingan.
Kepala Kantor Transformasi Digital Kementerian Kesehatan RI Setiaji dalam sesi konferensi pers memfokuskan diri pada digitalisasi pelayanan kesehatan.
"Digitalisasi ini sangatlah penting dan krusial dalam rangka meningkatkan services khususnya dari sisi mengisi tenaga kesehatan, di mana ada gap yang cukup besar dari pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia dan bagaimana teknologi ini mengisi celah tersebut bisa lebih cepat," katanya.
Sehingga, kata dia, masyarakat yang ada di daerah terpencil bisa menikmati layanan kesehatan dengan dokter spesialis yang ada di luar daerah dengan teknologi seperti telemedicine.
Telemedicine adalah cara untuk menyediakan layanan kesehatan jarak jauh menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mencakup konsultasi medis, diagnosis penyakit, dan pengobatan, tanpa memerlukan kehadiran fisik pasien di tempat praktik medis.
Dia menyatakan teknologi ini sangat membantu saat COVID-19 melanda Indonesia, di mana layanan tersebut tidak hanya memberikan konsultasi, tetapi juga mengantarkan obat-obatan langsung ke pasiennya.
Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan sebagai penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan jumlah peserta terbesar di dunia, BPJS Kesehatan senantiasa berinovasi menghadirkan akses layanan kesehatan yang kian mudah, cepat, dan setara.
Untuk itu, secara berkelanjutan BPJS mengembangkan beragam sistem maupun kanal layanan berbasis digital, mulai dari Super Apss bernama Aplikasi Mobile JKN sebagai one stop service, i-Care untuk melihat riwayat pelayanan kesehatan peserta setahun terakhir, telekonsultasi, telemedicine, dan sebagainya.
"Acara HMA 2024 menjadi ajang yang luar biasa untuk saling berbagi pengalaman dengan negara-negara di Asia, khususnya terkait digitalisasi layanan di bidang kesehatan," katanya.
Pada saat yang sama, Member of the Managing Board Siemens Healthineers, Elisabeth Staudinger, berharap forum HMA dapat memperkuat kemitraan perusahaan teknologi medis Siemens Healthineers di Indonesia dan di regional untuk mendorong inovasi dan perubahan, serta bersama-sama dalam mengatasi tantangan dalam layanan kesehatan saat ini.
"Siemens Healthineers berkomitmen menghadirkan teknologi inovatif yang membantu para tenaga kesehatan untuk memberikan layanan berkualitas tinggi, yang memberikan hasil yang berkualitas terbaik bagi pasien," kata Elisabeth.
Pinky Fadullon, Project Director Hospital Management Asia mengatakan selama lebih dari 23 tahun HMA telah menjadi wadah para penyedia layanan kesehatan di Asia untuk saling berbagi praktik terbaik, mempelajari tren terbaru, dan menjalin kerja sama.
"Pada penyelenggaraan HMA tahun ini kami telah mengurasi beragam topik presentasi dan panel diskusi untuk dapat memberikan pemahaman lebih lanjut dan menginspirasi perubahan yang lebih bermakna," katanya.
Baca juga: Kemenkes soroti transformasi digital kesehatan di Konferensi HMA
Baca juga: Konferensi HMA 2024 bahas solusi hadapi tantangan kesehatan masa kini