London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berupaya memperbaiki hubungan Inggris dan Eropa, dengan memulai perjalanan dua hari ke Berlin dan Paris.

"Kita memiliki kesempatan sekali dalam satu generasi untuk mengatur ulang hubungan kita dengan Eropa dan mengupayakan kemitraan yang tulus dan ambisius yang memberikan hasil bagi rakyat Inggris," katanya dalam sebuah pernyataan menjelang kunjungannya

Starmer mengatakan bahwa upaya itu dimulai pada pertemuan Komunitas Politik Eropa bulan lalu dan dia "bertekad untuk melanjutkannya "Itulah sebabnya saya mengunjungi Jerman dan Prancis minggu ini."

Starmer tiba di ibukota Jerman untuk melakukan pembicaraan bilateral lalu kemudian bertolak ke ibukota Prancis dalam perjalanan Eropa dua hari sebagai upaya untuk "menyelesaikan masalah Brexit dan memperbaiki hubungan yang rusak."

Starmer yang akan bertemu Kanselir Jerman Olaf Scholz, memulai negosiasi mengenai perjanjian bilateral baru, yang diharapkan akan meningkatkan bisnis dan perdagangan, mempererat kerjasama pertahanan dan keamanan, dan meningkatkan tindakan bersama dalam mengatasi migrasi ilegal.

Dia juga berharap dapat menghadiri upacara pembukaan Paralimpiade di Paris pada Rabu malam, sebelum bertemu dengan para pengusaha Prancis, yang menjadi investor utama dalam ekonomi Inggris.

Selain itu, Starmer juga akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Elysee.

"Kita harus segera mengatasi Brexit dan memperbaiki hubungan yang rusak yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya," kata perdana menteri itu dalam sebuah pernyataan awal minggu ini.
.
"Memperkuat hubungan kita dengan negara-negara ini sangat penting, tidak hanya dalam mengatasi masalah global migrasi ilegal, tetapi juga dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di seluruh benua dan terutama di Inggris yang menjadi salah satu misi utama pemerintahan saya," tutupnya.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Nelayan Prancis protes izin penangkapan ikan pasca-Brexit
Baca juga: Biden tekan PM Inggris untuk tidak ingkari Protokol Irlandia Utara
Baca juga: EU: ketegangan dengan Inggris karena Brexit, bukan protokol Irlandia