Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak menguat 10 poin menjadi Rp11.400 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.410 per dolar AS.

"Tekanan mata uang domestik terhadap dolar AS mulai mereda setelah mengalami tekanan menanggapi negatif hasil hitung cepat pemilu legislatif di mana belum ada partai yang dominan," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Menurut dia, pelaku pasar uang mulai kembali masuk ke rupiah meski tidak agresif seraya mengantisipasi perkembangan politik di dalam negeri.

Di sisi lain, lanjut dia, kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen saat ini cukup dinilai positif karena masih dapat menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan di Tanah Air.

Ia menambahkan, kelebihan permintaan terhadap lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) diharapkan mampu mengangkat nilai tukar rupiah lebih tinggi.

Kendati demikian, lanjut Reza, mayoritas mata uang Asia yang cenderung berada dalam area pelemahan dapat menahan penguatan mata uang domestik lebih tinggi.

"Data perdagangan Tiongkok terlihat jauh di bawah rata-rata, kondisi itu bisa menjadi salah satu sentimen negatif bagi pasar keuangan di Asia," katanya.

Ia mengharapkan bahwa pelaku pasar uang tetap mencermati data-data regional serta imbas dari perkembangan politik di dalam negeri.