Pembom bunuh diri serang pos pemeriksaan, tewaskan 11 orang di Irak
14 April 2014 02:34 WIB
Ilustrasi Seorang anak lelaki berada di lokasi serangan bom mobil di distrik Karrada, Baghdad, Selasa (18/2). 24 orang tewas dalam ledakan tersebut Senin tengah malam, termasuk ledakan dekat dua masjid Syiah dan terminal bis yang sibuk, menurut keterangan polisi dan petugas medis. (REUTERS/Ahmed Saad )
Kirkuk, Irak (ANTARA News) - Seorang pembom bunuh diri meledakkan satu kendaraan berisi bahan peledak di sebuah pos pemeriksaan di Irak Ahad, menewaskan 11 orang, setelah massa yang marah membakar beberapa rumah dan gedung pengadilan, kata para pejabat.
Kekerasan terbaru terjadi di tengah pertumpahan darah nasional berlarut-larut yang diklaim menewaskan lebih dari 2.550 orang sepanjang tahun ini, dan memicu kekhawatiran Irak tergelincir kembali ke dalam pembunuhan sektarian habis-habisan tahun 2006 dan 2007, lapor AFP.
Kerusuhan itu didorong secara prinsip oleh kemarahan yang menyebar luas antara minoritas Sunni Arab atas klaim penganiayaan di tangan pemerintah yang dipimpin Syiah dan pasukan keamanan, disamping oleh perang saudara di tetangga Suriah.
Pembom bunuh diri menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi di Dibs, Irak utara, menewaskan tujuh polisi dan empat warga sipil, serta melukai 18 orang, di antara mereka adalah anggota pasukan keamanan.
Setelah ledakan itu, sekelompok massa yang marah membakar gedung pengadilan setempat dan lima rumah, termasuk milik seorang kolonel polisi dan hakim.
Pasukan keamanan Irak menghadapi secara periodik serangan dari warga yang marah atas kegagalan mereka mencegah serangan, tetapi membakar rumah dan pengadilan tidak biasa.
Di sebuah desa di wilayah Sulaiman Bek, juga di utara Baghdad, orang-orang bersenjata menyerang rumah seorang perwira polisi, membunuh ayah dan saudaranya serta melukai dua orang.
Orang-orang bersenjata menembak mati seorang Sahwa milisi anti-Al-Qaida di dekatnya.
Sulaiman Bek telah berulang kali diserang oleh gerilyawan, yang telah menguasai sebagian atau seluruh daerah itu pada beberapa kesempatan.
Sebuah bom pinggir jalan di wilayah Dujail, dekat kota utara Tikrit, menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya.
Pemilu pertama di Irak sejak pasukan Amerika meninggalkan negara itu pada akhir tahun 2011 akan diselenggarakan pada 30 April, dalam ujian besar bagi aparat keamanan.
Sementara mereka mampu menjaga kekerasan seminimal mungkin selama pemilu tingkat provinsi tahun lalu, pasukan keamanan telah gagal untuk menghentikan kerusuhan berikutnya selama setahun.
Lebih dari 320 orang tewas sejak awal bulan ini saja, menurut angka AFP berdasarkan sumber-sumber keamanan dan medis.
Penerjemah: Askan Krisna
Kekerasan terbaru terjadi di tengah pertumpahan darah nasional berlarut-larut yang diklaim menewaskan lebih dari 2.550 orang sepanjang tahun ini, dan memicu kekhawatiran Irak tergelincir kembali ke dalam pembunuhan sektarian habis-habisan tahun 2006 dan 2007, lapor AFP.
Kerusuhan itu didorong secara prinsip oleh kemarahan yang menyebar luas antara minoritas Sunni Arab atas klaim penganiayaan di tangan pemerintah yang dipimpin Syiah dan pasukan keamanan, disamping oleh perang saudara di tetangga Suriah.
Pembom bunuh diri menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi di Dibs, Irak utara, menewaskan tujuh polisi dan empat warga sipil, serta melukai 18 orang, di antara mereka adalah anggota pasukan keamanan.
Setelah ledakan itu, sekelompok massa yang marah membakar gedung pengadilan setempat dan lima rumah, termasuk milik seorang kolonel polisi dan hakim.
Pasukan keamanan Irak menghadapi secara periodik serangan dari warga yang marah atas kegagalan mereka mencegah serangan, tetapi membakar rumah dan pengadilan tidak biasa.
Di sebuah desa di wilayah Sulaiman Bek, juga di utara Baghdad, orang-orang bersenjata menyerang rumah seorang perwira polisi, membunuh ayah dan saudaranya serta melukai dua orang.
Orang-orang bersenjata menembak mati seorang Sahwa milisi anti-Al-Qaida di dekatnya.
Sulaiman Bek telah berulang kali diserang oleh gerilyawan, yang telah menguasai sebagian atau seluruh daerah itu pada beberapa kesempatan.
Sebuah bom pinggir jalan di wilayah Dujail, dekat kota utara Tikrit, menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya.
Pemilu pertama di Irak sejak pasukan Amerika meninggalkan negara itu pada akhir tahun 2011 akan diselenggarakan pada 30 April, dalam ujian besar bagi aparat keamanan.
Sementara mereka mampu menjaga kekerasan seminimal mungkin selama pemilu tingkat provinsi tahun lalu, pasukan keamanan telah gagal untuk menghentikan kerusuhan berikutnya selama setahun.
Lebih dari 320 orang tewas sejak awal bulan ini saja, menurut angka AFP berdasarkan sumber-sumber keamanan dan medis.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: