Baju cele, pakaian adat Maluku dan aturan pemakaian
28 Agustus 2024 14:28 WIB
Arsip foto - Istri Gubernur Maluku Widya Pratiwi (kiri) dan ketua HIPMI Maluku Jaqueline Margareth Sahetapy menggunakan baju cele saat menghadiri peringatan Hari Kartini tahun 2021 di Lapas Perempuan Kelas III Ambon, Rabu (21/4). (ANTARA/ HO/Humas Pemprov Maluku)
Jakarta (ANTARA) - Orang-orang dari Provinsi Maluku menggunakan baju cele pada acara-acara adat, seperti acara pelantikan raja, acara pesta negeri, acara cuci negeri, acara panas pela, hingga upacara pernikahan.
Baju cele pakaian adat Maluku yang menyerupai baju kurung yang terbelah sedikit pada bagian depan tengah, biasanya dipadukan dengan kain (sarung) selele. Baju cele memiliki motif garis-garis geometris atau berkotak-kotak kecil, yang memiliki corak ceria dan warna yang berani (kebanyakan merah), karena menggambarkan nilai keceriaan dan kecekatan.
Baju cele yang dipakai laki-laki biasanya berbentuk jas, yang dipadukan dengan dalaman kemeja dan celana panjang kain berwarna hitam atau yang senada dengan warna baju.
Untuk perempuan, baju cele biasa dikombinasikan dengan kain salele dan diberi aksesori berupa lenso, kain seperti syal. Warna lenso biasanya tidak jauh berbeda dengan warna baju.
Perempuan yang berbaju cele biasanya merias rambutnya dengan cara disanggul atau konde bulan, yang diberikan aksesori tusuk konde berbahan emas atau perak untuk perak untuk memberikan kesan mewah. Mereka juga mengenakan selop yang berwarna senada dengan baju cele atau kain salele.
Warna baju cele dapat mencerminkan kedudukan pemakainya, pada perempuan, baju cele juga menunjukkan status sosial.
Perempuan yang belum menikah biasanya menggunakan baju cele berwarna merah. Dalam bahasa setempat, gadis yang mengenakan baju cele disebut sebagai nona baju cele kaeng salele.
Sementara itu, warna hijau dipakai oleh perempuan yang sudah menikah, disebut nyora baju cele kaeng salele.
Baju cele pakaian adat Maluku yang menyerupai baju kurung yang terbelah sedikit pada bagian depan tengah, biasanya dipadukan dengan kain (sarung) selele. Baju cele memiliki motif garis-garis geometris atau berkotak-kotak kecil, yang memiliki corak ceria dan warna yang berani (kebanyakan merah), karena menggambarkan nilai keceriaan dan kecekatan.
Baju cele yang dipakai laki-laki biasanya berbentuk jas, yang dipadukan dengan dalaman kemeja dan celana panjang kain berwarna hitam atau yang senada dengan warna baju.
Untuk perempuan, baju cele biasa dikombinasikan dengan kain salele dan diberi aksesori berupa lenso, kain seperti syal. Warna lenso biasanya tidak jauh berbeda dengan warna baju.
Perempuan yang berbaju cele biasanya merias rambutnya dengan cara disanggul atau konde bulan, yang diberikan aksesori tusuk konde berbahan emas atau perak untuk perak untuk memberikan kesan mewah. Mereka juga mengenakan selop yang berwarna senada dengan baju cele atau kain salele.
Warna baju cele dapat mencerminkan kedudukan pemakainya, pada perempuan, baju cele juga menunjukkan status sosial.
Perempuan yang belum menikah biasanya menggunakan baju cele berwarna merah. Dalam bahasa setempat, gadis yang mengenakan baju cele disebut sebagai nona baju cele kaeng salele.
Sementara itu, warna hijau dipakai oleh perempuan yang sudah menikah, disebut nyora baju cele kaeng salele.
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: