Washington (ANTARA News) – Amerika
Serikat Jumat menyingkapkan sanksi terhadap enam pemimpin Krimea yang
memisahkan diri, termasuk pejabat yang menandatangani kesepakatan
dengan Moskow untuk memisahkan semenanjung tersebut dari Ukraina.
Para pejabat AS telah lama
memperingatkan bahwa lebih banyak sanksi terhadap para individu dan
perusahaan akan menjadi nyata, sekaligus meminta Moskow untuk
meredakan ketegangan dan menarik pasukan Rusia dari perbatasan bagian
timur Ukraina dalam suatu pertentangan terburuk Timur-Barat sejak
Perang Dingin, lapor AFP.
Gelombang pertama sanksi AS pada Maret
dengan jelas memasukkan ke dalam daftar hitam para pejabat dan
pebisnis yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin untuk memprotes
pencaplokan Krimea oleh Moskow.
Sanksi Departemen Keuangan baru
menarget mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ukraina, Sergei
Tsekov, yang membantu menyiapkan referendum Maret di Krimea yang
mengarah kepada aneksasi Rusia dan dicap “ilegal” oleh Barat.
Tsekov kini menjabat sebagai perwakilan
Krimea di parlemen Rusia.
Departemen Keuangan AS juga memasukkan
ke dalam daftar hitam Chernomorneftegaz, sebuah perusahaan yang
asetnya dirampas oleh parlemen Krimea dan kini dikelola oleh Moskow.
“Krimea adalah wilayah yang diduduki.
Kami akan terus menjatuhkan hukuman atas mereka yang terlibat dalam
pelanggaran terus menerus atas kedaulatan dan integritas teritorial
Ukraina,” kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen
Keuangan David Cohen.
Ketujuh individu yang ditarget AS
tersebut telah dimasukkan ke dalam daftar sanksi UE.
Berita tentang sanksi baru Amerika itu
muncul bersamaan dengan diumumkannya pembicaraan empat pihak antara
AS, UE, Ukraina dan Rusia terkait krisis yang akan diselenggarakan di
Jenewa pada 17 April.
Juga ditarget dalam sanksi terakhir –
yang membekukan aset yang ditempatkan di AS atas semua orang yang
disebutkan dalam daftar tersebut – adalah Aleksei Chaliy, Wali Kota
Sevastopol, yang menandatangani kesepakatan pada 16 Maret untuk
menggabungkan Krimea dengan Rusia.
Dia diikuti oleh Deputi Perdana Menteri
Krimea Rustam Temirgaliev, dan Yuriy Zherebtsov, yang dikatakan
diantara pengorganisasi utama referendum tersebut.
Para pejabat elektoral Mikhail Malyshev
dan Valery Medvedev juga dibidik karena menyelenggarakan pemungutan
suara, yang telah dikecam oleh AS dan sekutu Eropanya.
Mantan Kepala Dinas Keamanan Ukraina,
Pyotr Zima, yang dipecat sesudah bersumpah setia kepada penguasa
Krimea yang baru, juga dimasukkan ke dalam daftar. Dia kini Kepala
Dinas Keamanan Krimea.
Entitas Penting
Perusahaan gas yang berbasis di Krimea
Chernomorneftegaz dimasukkan ke dalam daftar “karena terlibat dalam
penggelapan aset negara Ukraina atau merupakan sebuah entitas penting
secara ekonomis di Ukraina,' kata Departemen Keuangan dalam sebuah
pernyataan.
Presiden AS Barack Obama mengatakan
kepada Kanselir Jerman Angela Merkel Kamis bahwa Amerika Serikat dan
sekutunya harus menyiapkan sanksi-sanksi baru terhadap Rusia jika
Rusia memperbesar krisis atas Ukraina.
Separatis pro-Rusia di bagian timur
Ukraina, “nampaknya dengan dukungan Rusia, terus melakukan kampanye
provokasi dan sabotase untuk merongrong dan menggoyahkan negara
Ukraina,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Senator Republikan John McCain, mantan
kandidat presiden dan seorang penganut penggunaan kekuatan militer
yang berpengaruh dalam kebijakan luar negeri Washington, mengatakan
bahwa citra satelit NATO membuat jelas bahwa “Rusia telah
menghadapkan kekuatan yang mengancam dekat perbatasan Ukraina sebagai
bagian dari upayanya untuk menggoyahkan Ukraina dan menghancurkan
peluang untuk merdeka, menentukan nasib sendiri dan demokrasinya.
Dia menuduh pemerintahan Obama tidak
cukup berbuat untuk mencegah Rusia.
"Sejauh ini, satu-satunya tanggapan
pemerintah hanya mengeluarkan sanksi terhasap beberapa individu dan
mengancam kemungkinan lebih banyak sanksi jika Rusia bertindak lebih
jauh,” kata McCain.
"Tak seorangpun akan percaya bahwa
langkah-langkah ini telah secara efektif mencegah Presiden Vladimir
Putin.” (*)
AS jatuhkan sanksi, McCain bilang sanksi tak efektif cegah Putin
12 April 2014 12:32 WIB
John McCain (Reuters)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: