Populasi suku ini terbagi menjadi dua. Yaitu mereka yang berdiam di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di area pedalaman.
Walau berada pada tanah yang sama, kedua populasi ini sangat berbeda. Baik itu dialek, cara hidup, struktur sosial, dan ritual memiliki ciri khas tersendiri. Populasi pesisir pantai sendiri terbagi ke dalam dua bagian yaitu Suku Bisman serta Suku Simai yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin.
Suku Asmat pedalaman berada di antara Suku Mappi, Yahukimo Jayawijaya, dan berbagai macam suku lainnya yang ada di Pulau Papua. Bagi Suku Asmat yang tinggal di pedalaman membutuhkan waktu 2 malam untuk mencapai pemukiman lainnya, karena jarak antar perkampungan konon sekitar 70 kilometer.
Salah satu aspek penting dalam budaya Suku Asmat adalah pakaian adat mereka yang mencerminkan nilai, kepercayaan, dan identitas suku tersebut.
Desain dan Filosofi Pakaian Adat
Pakaian adat suku Asmat sangat sederhana dan terbuat dari bahan-bahan alami seperti kulit kayu, daun sagu, serta anyaman dari rotan dan serat alam. Pria Asmat umumnya mengenakan celana rumbai serta hiasan hidung yang terbuat dari taring babi atau anjing. Selain itu, mereka juga mengenakan hiasan kepala dari bulu burung, yang melambangkan kekuatan dan status sosial.Sementara itu, para wanita Asmat biasanya mengenakan rok dan penutup dada rumbai yang dibuat dari serat daun sagu, dipadukan dengan berbagai aksesoris atau manik-manik dan ukiran yang khas seperti hiasan telinga, hidung, gelang, kalung, dan tas rajut
Kalung serta gelang mereka terbuat dari cangkang kerang yang disatukan. Sementara itu, tas rajut Suku Asmat yang biasa disebut esse merupakan aksesori penunjang yang penting dalam kehidupan Suku Asmat, berfungsi untuk menyimpan ikan, kayu bakar, hingga hasil ladang.
Esse juga dikenakan saat upacara adat, orang yang mengenakan esse saat diadakan upacara adat dianggap sebagai orang yang mampu menjamin kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Pakaian adat ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Setiap motif, ukiran, dan hiasan yang digunakan melambangkan kepercayaan serta hubungan antara manusia, alam, dan leluhur mereka yaitu Dewa Fumeripitsy.
Motif ukiran yang ada pada pakaian dan aksesoris sering kali berbentuk garis-garis geometris, hewan, atau simbol leluhur Dewa Fumeripitsy, yang dipercaya memberikan perlindungan dan kekuatan untuk mereka.
Penggunaan dalam Upacara Adat
Pakaian adat suku Asmat biasanya dipakai dalam berbagai upacara tradisional, seperti upacara keagamaan, pesta adat, serta kegiatan sehari-hari yang dianggap sakral. Salah satu upacara terpenting adalah Upacara Mbis yang merupakan ritual penghormatan bagi leluhur atau kerabat yang telah meninggal.Upacara Mbis atau Mbismbu suku Asmat di Papua ini dimaksudkan agar mereka selalu mengenang kerabatnya yang telah mendahului. Jika kematian itu disebabkan karena dibunuh, maka mereka juga akan membalas dendam kepada kelompok lain yang membunuhnya.
Dalam upacara ini, pakaian adat dihiasi dengan lebih banyak ornamen, seperti hiasan kepala dari bulu kasuari, gelang, kalung, dan corak alami dari tanah liat dan abu. Setiap elemen dalam pakaian adat ini mencerminkan kesakralan dan penghormatan kepada leluhur serta alam.
Warisan Budaya yang Terjaga
Meskipun modernisasi dan pengaruh dari luar semakin masuk ke wilayah Papua, Suku Asmat tetap menjaga dan melestarikan pakaian adat mereka sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan budaya. Upaya pelestarian ini tidak hanya terlihat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam berbagai festival budaya, seperti Festival Budaya Asmat, di mana pakaian adat menjadi salah satu atraksi utama.Secara keseluruhan, pakaian adat Suku Asmat bukan hanya sekadar busana, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Melalui pakaian ini, Suku Asmat menjaga hubungan yang erat dengan alam, leluhur, dan identitas budaya mereka yang unik. Pakaian adat Suku Asmat adalah simbol kekayaan budaya yang tak ternilai dan bagian integral dari warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan.
Baca juga: Kenali baju adat Jawa Timur dan maknanya
Baca juga: Kenali penghulu dan bunda kandung, pakaian adat Sumatera Barat
Baca juga: Daftar harga pakaian adat Bali dan kelengkapannya