Kelurahan Parangtritis Bantul wakili DIY lomba desa tingkat nasional
27 Agustus 2024 18:49 WIB
Kelurahan Parangtritis Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kedatangan tim penilai Lomba Desa Tingkat Nasional. Selasa (27/8/2024) (ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul)
Bantul (ANTARA) - Kelurahan Parangtritis di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mewakili provinsi ini dalam Lomba Desa Tingkat Nasional Tahun 2024 yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat menerima tim penilai Lomba Desa Nasional di Bantul, Selasa, mengatakan, Parangtritis merupakan kelurahan budaya yang terkemuka di wilayah selatan Bantul dan menjadi 'top of mind' pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Wisatawan itu kalau ditanya apa yang diketahui tentang pariwisata DIY, pasti mereka akan menyebut Malioboro, Keraton dan Parangtritis. Ini menunjukkan bahwa nama Parangtritis sudah sedemikian melekat di hati masyarakat," katanya.
Bupati mengatakan, terlebih di kawasan Parangtritis terdapat fenomena geologi yang unik yaitu sandboarding Gumuk Pasir, yang keberadaannya hanya ada dua di dunia, satunya di Meksiko dan satunya Gumuk Pasir Parangtritis Bantul.
Baca juga: Kemendes instruksikan pendamping desa ajak desa ikut Lomba Desa Wisata
Bupati Bantul juga menekankan berbagai macam potensi yang dimiliki Kelurahan Parangtritis sehingga layak menjadi satu dari lima desa terbaik regional II yang meliputi wilayah Jawa dan Bali, dan menjadi wakil Bantul dan DIY pada lomba desa nasional.
Bupati juga mengatakan, Kelurahan Parangtritis menjadi penyangga utama pertanian hortikultura atau bawang merah di pesisir selatan DIY, serta beragam potensi budaya dan situs sejarah yang dimilikinya.
"Sekitar 70 persen bawang merah di DIY diproduksi di Bantul dan yang terbesar di Parangtritis. Parangtritis juga terkenal memiliki beragam situs budaya dan sejarah termasuk situs pariwisata religi misalnya Syekh Bela Belu dan Syekh Maulana Maghribi," katanya.
Sementara itu, pimpinan rombongan Tim Penilai Rahmat Suryono mengatakan Lomba Desa ini mengusung tema "Mewujudkan Masyarakat Sejahtera melalui Belanja Desa dan Kelurahan Berkualitas". Menurutnya, setiap desa memiliki keunggulan dan inovasi yang terinformasikan pada tahap penilaian administrasi.
"Maka pada kesempatan hari ini, kami tim menggali lebih banyak terhadap kondisi Kelurahan Parangtritis dari bidang pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan," katanya.
Dia juga mengatakan, Lomba Desa adalah salah satu bentuk evaluasi penilaian perkembangan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kewilayahan dan kemasyarakatan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi hingga tingkat regional atau pusat.
"Dari hasil klarifikasi lapangan kami akan memaparkan di hadapan tim juri, kemudian yang diundang ke nasional dari satu regional itu adalah tiga Desa/Kelurahan. Jadi dari lima terbaik di tiap regional diambil tiga. Setelah itu baru penetapan juara tingkat nasional," katanya.
Baca juga: Kemendes ajak promosikan wisata desa lewat Lomba Desa Wisata Nusantara
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat menerima tim penilai Lomba Desa Nasional di Bantul, Selasa, mengatakan, Parangtritis merupakan kelurahan budaya yang terkemuka di wilayah selatan Bantul dan menjadi 'top of mind' pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Wisatawan itu kalau ditanya apa yang diketahui tentang pariwisata DIY, pasti mereka akan menyebut Malioboro, Keraton dan Parangtritis. Ini menunjukkan bahwa nama Parangtritis sudah sedemikian melekat di hati masyarakat," katanya.
Bupati mengatakan, terlebih di kawasan Parangtritis terdapat fenomena geologi yang unik yaitu sandboarding Gumuk Pasir, yang keberadaannya hanya ada dua di dunia, satunya di Meksiko dan satunya Gumuk Pasir Parangtritis Bantul.
Baca juga: Kemendes instruksikan pendamping desa ajak desa ikut Lomba Desa Wisata
Bupati Bantul juga menekankan berbagai macam potensi yang dimiliki Kelurahan Parangtritis sehingga layak menjadi satu dari lima desa terbaik regional II yang meliputi wilayah Jawa dan Bali, dan menjadi wakil Bantul dan DIY pada lomba desa nasional.
Bupati juga mengatakan, Kelurahan Parangtritis menjadi penyangga utama pertanian hortikultura atau bawang merah di pesisir selatan DIY, serta beragam potensi budaya dan situs sejarah yang dimilikinya.
"Sekitar 70 persen bawang merah di DIY diproduksi di Bantul dan yang terbesar di Parangtritis. Parangtritis juga terkenal memiliki beragam situs budaya dan sejarah termasuk situs pariwisata religi misalnya Syekh Bela Belu dan Syekh Maulana Maghribi," katanya.
Sementara itu, pimpinan rombongan Tim Penilai Rahmat Suryono mengatakan Lomba Desa ini mengusung tema "Mewujudkan Masyarakat Sejahtera melalui Belanja Desa dan Kelurahan Berkualitas". Menurutnya, setiap desa memiliki keunggulan dan inovasi yang terinformasikan pada tahap penilaian administrasi.
"Maka pada kesempatan hari ini, kami tim menggali lebih banyak terhadap kondisi Kelurahan Parangtritis dari bidang pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan," katanya.
Dia juga mengatakan, Lomba Desa adalah salah satu bentuk evaluasi penilaian perkembangan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kewilayahan dan kemasyarakatan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi hingga tingkat regional atau pusat.
"Dari hasil klarifikasi lapangan kami akan memaparkan di hadapan tim juri, kemudian yang diundang ke nasional dari satu regional itu adalah tiga Desa/Kelurahan. Jadi dari lima terbaik di tiap regional diambil tiga. Setelah itu baru penetapan juara tingkat nasional," katanya.
Baca juga: Kemendes ajak promosikan wisata desa lewat Lomba Desa Wisata Nusantara
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: