Jakarta (ANTARA) - Pakaian adat Bali merupakan simbol kekayaan budaya dan tradisi yang mendalam dari Pulau Dewata Bali. Pakaian ini tidak hanya digunakan dalam upacara tertentu, tetapi juga memiliki makna dan konteks spesifik dalam berbagai kesempatan.

Pakaian adat Bali bukan hanya sekadar pakaian, melainkan juga merupakan elemen penting dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Bali.

Dalam pemakaian pakaian adat Bali, masyarakat Bali diwajibkan untuk memakai baju yang sesuai dengan unsur busana adat pada hari tertentu di luar dari kegiatan yang dikenakan dalam sehari-hari.

Memakainya dalam konteks yang tepat dapat membantu melestarikan dan menghargai tradisi yang telah ada sejak lama di masyarakat Bali. Jika Anda berencana untuk menghadiri acara di Bali, penting untuk memahami kapan dan bagaimana mengenakan baju adat agar sesuai dengan konteksnya.

Berikut adalah unsur pakaian adat Bali dan waktu penggunaannya.

Unsur pakaian adat Bali

1. Unsur pakaian adat Bali untuk perempuan sekurang-kurangnya terdiri atas:

  • Kebaya Bali
  • Kamen
  • Selendang (senteng)
  • Tata rambut rapi

2. Unsur Busana adat Bali untuk laki-laki sekurang-kurangnya terdiri atas:

  • Destar (udeng)
  • Baju
  • Kampuh
  • Selendang
  • Kamen

Baca juga: Mengenal nama dan keunikan jenis baju adat Bali

Waktu penggunaan pakaian adat Bali

Pada 2018, Gubernur Bali I Wayan Koster mengeluarkan Instruksi Gubernur Bali Nomor 2331 Tahun 2018 yang mencakup panduan teknis mengenai hari penggunaan busana adat Bali. Instruksi tersebut merupakan aturan pelaksana dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Penggunaan Busana Adat Bali.

Kedua aturan tersebut mengamanatkan bahwa pakaian adat Bali dianjurkan digunakan secara terentak untuk hari-hari tertentu, yang meliputi:

  1. Hari Kamis
  2. Hari Purnama, yakni hari suci umat Hindu yang biasanya dirayakan pada malam bulan penuh atau Sukla Paksa setiap bulannya
  3. Hari Tilem, yakni hari suci umat Hindu yang biasanya dirayakan pada malam bulan mati atau Krsna Paksa
  4. Hari Jadi Provinsi Bali, yang dirayakan setiap tanggal 14 Agustus
Instruksi ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk tidak melupakan kearifan lokal Bali dan berperan serta dalam memajukan adat, tradisi, seni budaya Bali dan agama.


Waktu penggunaan pakaian adat Bali dalam sebuah acara sehari-hari

Selain yang diatur dalam peraturan tingkat provinsi di atas, pakaian adat Bali juga kerap digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Tentu saja ada momen-momen khusus dalam keseharian yang bisa menjadi ajang untuk penggunaan pakaian adat Bali.

Berikut adalah beberapa kegiatan sehari-hari yang biasanya menjadi momen penggunaan pakaian adat Bali:
  1. Upacara keagamaan: Baju adat Bali sering dikenakan selama upacara keagamaan Hindu Bali, seperti upacara ngaben
  2. Upacara Keluarga: Dalam konteks keluarga, baju adat digunakan pada berbagai acara penting seperti acara Pernikahan Bali memerlukan pakaian adat yang rumit dan indah
  3. Acara budaya dan festival: Baju adat juga dikenakan selama acara budaya dan festival, seperti festival seni Bali acara yang menampilkan pertunjukan seni dan budaya Bali
  4. Acara resmi dan upacara kenegaraan: Pada acara resmi dan upacara kenegaraan di Bali, baju adat juga sering dikenakan untuk menunjukkan penghormatan terhadap budaya dan tradisi Bali
  5. Acara Kunjungan atau tamu kehormatan: Saat menerima tamu kehormatan atau dalam kunjungan resmi, sering baju adat digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan kebanggaan terhadap budaya Bali
Baca juga: Terinspirasi Sang Hyang Widhi, ini filosofi pakaian adat Bali
Baca juga: Payas Agung, pakaian adat pengantin Bali