Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menekankan bahwa kebijakan mempertahankan kebijakan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen saat ini ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan di Tanah Air, kendati sejumlah pengusaha meminta BI rate diturunkan.

"BI rate turun atau BI rate tidak turun, yang penting (ekonomi) stabil. Kalau BI rate turun kemudian membuat situasi moneter tidak stabil, sektor usaha tidak bisa berusaha kan," ujar Mirza saat ditemui wartawan usai ibadah shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta, Jumat.

Mirza menegaskan, kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan BI rate hingga 175 basis poin pada 2013 lalu juga demi menjaga kestabilan ekonomi khususnya di sektor keuangan.

Menurutnya, stabilitas tetap merupakan kunci pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di mana defisit transaksi berjalan dapat ditekan dan juga inflasi terkendali. Selain itu, dengan stabilnya perekonomian, sektor swasta dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik.

"BI rate tetap (pada April 2014), pasar keuangan stabil, perbankan bisa beri kredit, dan sektor usaha jalan kan," kata Mirza.

Sebelumnya, pada Selasa (8/4), Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada level 7,5 persen. RDG juga memut suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing tetap 7,50 persen dan 5,75 persen.

Merespon kebijakan BI yang mempertahankan BI rate di level 7,5 persen dalam lima bulan terakhir, kalangan pengusaha meminta Bank Indonesia dapat menurunkan BI rate sehingga dapat melakukan ekspansi bisnis di tahun ini.

Namun, ada juga pengusaha yang memperkirakan BI rate tidak akan turun pada 2014, namun diharapkan tidak akan mengalami kenaikan.