Puan: Hubungan Indonesia-Serbia bersejarah guna kokohkan kerja sama
27 Agustus 2024 12:20 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani saat melalukan kunjungan bilateral ke Serbia untuk menemui Ketua Majelis Nasional Serbia Ana Brnabic, di Gedung Parlemen Serbia, Belgrade, Serbia, Senin (26/8/2024). ANTARA/Melalusa Susthira K/aa.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mengatakan hubungan antara Indonesia dengan Serbia mempunyai nilai sejarah yang tinggi dalam mendukung kokohnya kerja sama kedua negara di berbagai bidang saat ini.
“Serbia merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia di kawasan Balkan dan juga karena hubungan kedua negara memiliki nilai sejarah yang tinggi,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikan Puan Maharani saat melakukan kunjungan bilateral ke Serbia untuk menemui Ketua Majelis Nasional Serbia Ana Brnabic di Gedung Parlemen Serbia, Belgrade, pada Senin (26/8) pagi waktu setempat.
Puan mengatakan tahun ini Indonesia dan Serbia memperingati 70 tahun hubungan bilateral. Hubungan diplomatik Indonesia-Serbia dimulai tahun 1954 saat Serbia masih tergabung dalam Republik Federasi Rakyat Yugoslavia.
"Hal ini karena hubungan erat antara Presiden pertama Indonesia Ir Sukarno dengan Presiden Josip Broz Tito," ucapnya.
Baca juga: Indonesia ingin tingkatkan kerja sama ekonomi dengan Serbia
Ia menuturkan bahwa Indonesia dan Serbia, yang sebelumnya Yugoslavia, merupakan dua dari lima negara pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) yang diawali melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955.
"Hubungan erat antara Presiden Josip Broz Tito dan Presiden Sukarno pada masa lalu dapat menjadi pendorong bagi kita untuk menjaga persahabatan kedua negara," ujar cucu Bung Karno itu.
Puan melihat prinsip-prinsip Dasa Sila Bandung 1955, yang juga menginspirasi pembentukan GNB, masih tetap relevan dengan kondisi saat ini.
"Saya mengapresiasi dukungan Serbia atas ditetapkannya Pidato Presiden Sukarno yang berjudul To Build the World A New pada pertemuan pertama GNB sebagai Memory of the World, UNESCO pada Mei 2023," tuturnya.
Baca juga: Dubes Chandra: Bilateral RI-Serbia, RI-Montenegro terus berkembang
Puan juga berterima kasih atas undangan Parlemen Serbia kepada delegasi DPR RI dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.
"Mewakili DPR RI, saya menyampaikan selamat kepada Yang Mulia Ibu Ana Brnabic yang telah terpilih menjadi Ketua Majelis Nasional Serbia pada 20 Maret 2024. Saya meyakini pertemuan kita hari ini dapat berkontribusi untuk memperkuat kerja sama Indonesia dan Serbia," ujarnya.
Dalam rangkaian kunjungan ke Gedung Parlemen hingga Istana Serbia itu, Puan juga mengunjungi Museum Archives of Yugaslovia yang di dalamnya terdapat setumpuk surat-surat korespondensi antara Presiden Sukarno dan Presiden Tito.
Selain itu, Puan juga sempat melihat pohon yang ditanam Sukarno, sang kakek, pada tahun 1961 di Serbia yang berada di Park of Friendship atau Taman Perdamaian di Belgrade.
Dalam kunjungan kerjanya ke Serbia, Puan Maharani didampingi sejumlah anggota DPR RI, antara lain Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhiela Fararez dan anggota Komisi X DPR Vanda Sarundajang.
Baca juga: Dubes: Hubungan Indonesia-Serbia meningkat di tahun 2023
Baca juga: RI, Serbia sepakat tingkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan
“Serbia merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia di kawasan Balkan dan juga karena hubungan kedua negara memiliki nilai sejarah yang tinggi,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikan Puan Maharani saat melakukan kunjungan bilateral ke Serbia untuk menemui Ketua Majelis Nasional Serbia Ana Brnabic di Gedung Parlemen Serbia, Belgrade, pada Senin (26/8) pagi waktu setempat.
Puan mengatakan tahun ini Indonesia dan Serbia memperingati 70 tahun hubungan bilateral. Hubungan diplomatik Indonesia-Serbia dimulai tahun 1954 saat Serbia masih tergabung dalam Republik Federasi Rakyat Yugoslavia.
"Hal ini karena hubungan erat antara Presiden pertama Indonesia Ir Sukarno dengan Presiden Josip Broz Tito," ucapnya.
Baca juga: Indonesia ingin tingkatkan kerja sama ekonomi dengan Serbia
Ia menuturkan bahwa Indonesia dan Serbia, yang sebelumnya Yugoslavia, merupakan dua dari lima negara pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) yang diawali melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955.
"Hubungan erat antara Presiden Josip Broz Tito dan Presiden Sukarno pada masa lalu dapat menjadi pendorong bagi kita untuk menjaga persahabatan kedua negara," ujar cucu Bung Karno itu.
Puan melihat prinsip-prinsip Dasa Sila Bandung 1955, yang juga menginspirasi pembentukan GNB, masih tetap relevan dengan kondisi saat ini.
"Saya mengapresiasi dukungan Serbia atas ditetapkannya Pidato Presiden Sukarno yang berjudul To Build the World A New pada pertemuan pertama GNB sebagai Memory of the World, UNESCO pada Mei 2023," tuturnya.
Baca juga: Dubes Chandra: Bilateral RI-Serbia, RI-Montenegro terus berkembang
Puan juga berterima kasih atas undangan Parlemen Serbia kepada delegasi DPR RI dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.
"Mewakili DPR RI, saya menyampaikan selamat kepada Yang Mulia Ibu Ana Brnabic yang telah terpilih menjadi Ketua Majelis Nasional Serbia pada 20 Maret 2024. Saya meyakini pertemuan kita hari ini dapat berkontribusi untuk memperkuat kerja sama Indonesia dan Serbia," ujarnya.
Dalam rangkaian kunjungan ke Gedung Parlemen hingga Istana Serbia itu, Puan juga mengunjungi Museum Archives of Yugaslovia yang di dalamnya terdapat setumpuk surat-surat korespondensi antara Presiden Sukarno dan Presiden Tito.
Selain itu, Puan juga sempat melihat pohon yang ditanam Sukarno, sang kakek, pada tahun 1961 di Serbia yang berada di Park of Friendship atau Taman Perdamaian di Belgrade.
Dalam kunjungan kerjanya ke Serbia, Puan Maharani didampingi sejumlah anggota DPR RI, antara lain Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhiela Fararez dan anggota Komisi X DPR Vanda Sarundajang.
Baca juga: Dubes: Hubungan Indonesia-Serbia meningkat di tahun 2023
Baca juga: RI, Serbia sepakat tingkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: