Pemerintah mengoptimalkan ketahanan ekonomi di tengah tantangan global
26 Agustus 2024 19:10 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan, di Jakarta, Senin (26/8/2024). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan menyebutkan Pemerintah akan terus mengoptimalkan ketahanan nasional ekonomi di tengah tantangan global.
"Berbagai indikator ekonomi menunjukkan bahwa langkah-langkah strategis yang telah diambil berhasil memberikan fondasi kuat bagi perekonomian nasional," kata Ferry, di Jakarta, Senin.
Salah satu indikator yang mencerminkan stabilitas ekonomi tersebut adalah kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada kuartal I-2024, NPI menunjukkan perbaikan signifikan. Dari defisit 6 miliar dolar AS pada kuartal I-2024, menjadi defisit lebih rendah yakni 0,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
“Neraca perdagangan barang yang konsisten mencatat surplus selama 51 bulan sejak Mei 2020 berturut-turut menjadi bukti nyata ketahanan daya serap produk-produk ekspor Indonesia di tengah pelemahan ekonomi global. Pemerintah akan terus memperkuat sektor-sektor dengan nilai tambah tinggi dan tidak bergantung pada fluktuasi harga komoditas global,” ujarnya.
Sebagai contoh sektor bernilai tambah tinggi yakni sektor industri manufaktur berbasis teknologi tinggi, seperti industri otomotif, elektronika, dan hilirisasi industri.
Untuk beberapa sektor tersebut, Pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mengatur pemberian insentif fiskal, pelarangan ekspor barang mentah, pengembangan pusat riset dan inovasi, serta pemanfaatan berbagai kerja sama internasional.
Perbaikan NPI juga didorong oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang mampu mengimbangi defisit transaksi berjalan. Transaksi modal dan finansial yang mencatatkan surplus sebesar 2,7 miliar dolar AS di kuartal II-2024 yang mencerminkan kepercayaan investor asing pada pasar keuangan dan sektor riil domestik.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan tidak selalu mengindikasikan kondisi buruk bagi perekonomian nasional, terutama dalam konteks pembangunan negara berkembang seperti Indonesia.
Defisit transaksi berjalan sebesar 3,0 miliar dolar AS atau setara 0,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2024 terjadi di tengah upaya Pemerintah untuk terus mendorong investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Di sisi lain, peningkatan defisit neraca jasa sebesar 5,2 miliar dolar AS pada kuartal II-2024 salah satunya disebabkan oleh sektor perjalanan, terutamanya faktor musiman dari pelaksanaan ibadah haji yang bersifat sementara.
Sedangkan, defisit pendapatan primer sebesar 9,29 miliar dolar AS dipengaruhi peningkatan dari pembayaran dividen dan bunga/kupon investasi yang meningkat sesuai pola kuartalan.
Lebih lanjut, Ferry menyampaikan apabila dilihat dari sisi ekspor jasa, dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor jasa Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan, di mana pada kuartal II mencapai 9,0 miliar dolar AS.
"Pemerintah terus mengintensifkan langkah-langkah untuk mendorong peningkatan ekspor jasa melalui penguatan kebijakan struktural. Pengembangan yang dilakukan berfokus pada sektor jasa berdaya saing tinggi dan peningkatan investasi di sektor-sektor strategis, seperti teknologi dan layanan keuangan. Pemerintah optimistis apabila defisit transaksi berjalan akan berangsur membaik dalam jangka menengah hingga panjang,” katanya lagi.
Investasi langsung juga tetap menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada triwulan kedua 2024, surplus investasi langsung mencapai 1,4 miliar dolar AS, yang mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Pemerintah terus memperkuat iklim investasi melalui berbagai reformasi regulasi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Peran penting dari Indonesia Investment Authority (INA) sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) terus digerakkan untuk turut memperkuat aliran modal masuk yang berkualitas, khususnya di sektor-sektor penting seperti infrastruktur, energi, dan teknologi.
“Selain itu, Pemerintah terus memperkuat kebijakan ekonomi berkelanjutan untuk menjaga stabilitas jangka panjang. Dalam upaya ini, kami mendorong peningkatan daya saing melalui reformasi struktural yang menargetkan perbaikan iklim usaha dan peningkatan efisiensi birokrasi,” ujarnya pula.
Ia menambahkan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan inovasi juga menjadi langkah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Melalui pendidikan dan pelatihan yang lebih baik, serta dukungan terhadap startup dan perusahaan teknologi, Indonesia siap bersaing di era ekonomi digital," kata Ferry lagi.
Baca juga: BRIN dorong riset agroindustri guna dongkrak pertumbuhan ekonomi RI
Baca juga: Menteri Bintang: Ekonomi perawatan penting bagi ketahanan masyarakat
"Berbagai indikator ekonomi menunjukkan bahwa langkah-langkah strategis yang telah diambil berhasil memberikan fondasi kuat bagi perekonomian nasional," kata Ferry, di Jakarta, Senin.
Salah satu indikator yang mencerminkan stabilitas ekonomi tersebut adalah kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada kuartal I-2024, NPI menunjukkan perbaikan signifikan. Dari defisit 6 miliar dolar AS pada kuartal I-2024, menjadi defisit lebih rendah yakni 0,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
“Neraca perdagangan barang yang konsisten mencatat surplus selama 51 bulan sejak Mei 2020 berturut-turut menjadi bukti nyata ketahanan daya serap produk-produk ekspor Indonesia di tengah pelemahan ekonomi global. Pemerintah akan terus memperkuat sektor-sektor dengan nilai tambah tinggi dan tidak bergantung pada fluktuasi harga komoditas global,” ujarnya.
Sebagai contoh sektor bernilai tambah tinggi yakni sektor industri manufaktur berbasis teknologi tinggi, seperti industri otomotif, elektronika, dan hilirisasi industri.
Untuk beberapa sektor tersebut, Pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mengatur pemberian insentif fiskal, pelarangan ekspor barang mentah, pengembangan pusat riset dan inovasi, serta pemanfaatan berbagai kerja sama internasional.
Perbaikan NPI juga didorong oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang mampu mengimbangi defisit transaksi berjalan. Transaksi modal dan finansial yang mencatatkan surplus sebesar 2,7 miliar dolar AS di kuartal II-2024 yang mencerminkan kepercayaan investor asing pada pasar keuangan dan sektor riil domestik.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan tidak selalu mengindikasikan kondisi buruk bagi perekonomian nasional, terutama dalam konteks pembangunan negara berkembang seperti Indonesia.
Defisit transaksi berjalan sebesar 3,0 miliar dolar AS atau setara 0,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2024 terjadi di tengah upaya Pemerintah untuk terus mendorong investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Di sisi lain, peningkatan defisit neraca jasa sebesar 5,2 miliar dolar AS pada kuartal II-2024 salah satunya disebabkan oleh sektor perjalanan, terutamanya faktor musiman dari pelaksanaan ibadah haji yang bersifat sementara.
Sedangkan, defisit pendapatan primer sebesar 9,29 miliar dolar AS dipengaruhi peningkatan dari pembayaran dividen dan bunga/kupon investasi yang meningkat sesuai pola kuartalan.
Lebih lanjut, Ferry menyampaikan apabila dilihat dari sisi ekspor jasa, dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor jasa Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan, di mana pada kuartal II mencapai 9,0 miliar dolar AS.
"Pemerintah terus mengintensifkan langkah-langkah untuk mendorong peningkatan ekspor jasa melalui penguatan kebijakan struktural. Pengembangan yang dilakukan berfokus pada sektor jasa berdaya saing tinggi dan peningkatan investasi di sektor-sektor strategis, seperti teknologi dan layanan keuangan. Pemerintah optimistis apabila defisit transaksi berjalan akan berangsur membaik dalam jangka menengah hingga panjang,” katanya lagi.
Investasi langsung juga tetap menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada triwulan kedua 2024, surplus investasi langsung mencapai 1,4 miliar dolar AS, yang mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Pemerintah terus memperkuat iklim investasi melalui berbagai reformasi regulasi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Peran penting dari Indonesia Investment Authority (INA) sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) terus digerakkan untuk turut memperkuat aliran modal masuk yang berkualitas, khususnya di sektor-sektor penting seperti infrastruktur, energi, dan teknologi.
“Selain itu, Pemerintah terus memperkuat kebijakan ekonomi berkelanjutan untuk menjaga stabilitas jangka panjang. Dalam upaya ini, kami mendorong peningkatan daya saing melalui reformasi struktural yang menargetkan perbaikan iklim usaha dan peningkatan efisiensi birokrasi,” ujarnya pula.
Ia menambahkan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan inovasi juga menjadi langkah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Melalui pendidikan dan pelatihan yang lebih baik, serta dukungan terhadap startup dan perusahaan teknologi, Indonesia siap bersaing di era ekonomi digital," kata Ferry lagi.
Baca juga: BRIN dorong riset agroindustri guna dongkrak pertumbuhan ekonomi RI
Baca juga: Menteri Bintang: Ekonomi perawatan penting bagi ketahanan masyarakat
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: